Meski sudah tiga tahun berlalu, perasan yang menganjal itu masih dirasakan Indah Kusumaningrum (21). Apalagi jika mendengar kata ujian nasional alias UN. Ya, kala itu Indah harus menelan pil pahit, tak lulus UN gara-gara nilai Matematikanya 4. Hanya kurang 0,26 dari standar yang ditetapkan Pemerintah.
"Padahal, sejak kelas 1 saya selalu masuk 10 besar," kenang Indah yang saat itu mengaku malu dan sempat terpikir mau bunuh diri. "Habis, saya belajar keras selama tiga tahun, seolah tak ada artinya. Mana saya sudah beli formulir SPMB Rp 350 ribu di UI."
Jelas, Indah gembira menyambut keputusan MA yang menolak kasasi Pemerintah? "Bersyukur sekali! Setelah tiga tahun menunggu, akhirnya perjuangan kami terbayar sudah. Tidak sia-sia kami ikut demo di depan PN Jakarta Pusat segala. Yah, walaupun hasilnya tidak untuk saya, tapi setidaknya bermanfaat untuk dunia pendidikan secara umum dan adik-adik kami nanti."
Hikmah Ijazah Paket C
Kebahagiaan juga dirasakan Siti Hapsa (21) alias Acha yang gagal di pelajaran Matematika saat menempuh UN. Tiga hari Acha menangisi nasibnya. "Malu, bingung, enggak tahu harus menjawab apa. Teman-teman datang menghibur. Dari sekian teman itu, ada yang mengajak ke kantor FGII (Forum Guru Independen Indonesia) di Wisma Kodel untuk mengadukan nasib kami. Saya pikir mengadu biasa. Eh, ternyata untuk diperkarakan ke pengadilan," ungkapnya yang sambil menunggu putusan pengadilan, ikut ujian Paket C di sekolahnya.
(Bersambung)
Rini Sulistyati
KOMENTAR