"Tulang patah, paru-parunya kempis. Terjadi pergerakan takutnya enggak bisa jalan, makanya enggak ada pemindahan (rumah sakit) itu," kata paman Robby, Zahril, saat dijumpai tabloidnova.com di rumah duka Jalan Pisangan Baru Tengah, Pasar Jangkrik, Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (14/9).
Kondisi Robby memang tak lebih baik dari Dul. Tulang di ruas dada yang patah sampai menusuk ke paru hingga paru-paru Robby tak bekerja dengan baik.
"Kondisinya masih banyak tulang patah, yang membahayakan, paru-parunya mengempis karena ada enam tulang iga yang nusuk ke paru-paru dan a banyak patahan tulang," tutur kakak kandung Robby, Vera Nirmala. "Penyebab kematian kemungkinan karena banyaknya patahan sehingga ada pembekuan darah, sehingga badannya biru yang juga menyebabkan infeksi," imbuhnya.
Keluarga tak bisa berbuat banyak termasuk memindahkan Robby ke rumah sakit lain ataupun mengambil tindakan operasi. "Tidak bisa pindahkan ke rumah sakit lain takutnya akan memperberat penyakitnya. Kan banyak yang patah dan paru-paru enggak bagus jadi kalau operasi berisiko banget," kata Vera.
Selama sepekan di rumah sakit, tubuh Robby bergantung dengan alat. Almarhum diberi alat bantu pernapasan agar paru-parunya bisa mengembang. "Dia sadar, cuma ngomongnya ngaco. Dokter juga pasang ventilator untuk paru-parunya biar agak mengembang. Dia sangat tergantung dengan bantuan oksigen dan terus dia bilang mau mati di rumah saja," tandas Vera.
Okki/Tabloidnova.com
KOMENTAR