Menyambung acara promosi album di Tanah Air, Judika masih harus menyambangi Malaysia selama tiga hari, akhir Juni silam. Jadilah kesibukannya bertambah, namun ia tetap merasa bangga. "Sebenarnya sama seperti promosi di Indonesia. Ada kebanggaan tersendiri bagi saya karena diminati," tukasnya.
"Yang berbeda, ini di negara orang. Tak disangka ternyata apresiasi yang diberikan lebih dari harapan. Bahasanya juga sedikit berbeda, tapi karena serumpun masih dapat dimengerti. Yang paling berbeda, taste makanan, agak susah cari makanan pedas di sini."
Judika rupanya penyuka makanan pedas. "Di halaman rumah saya sampai ada tanaman cabai. Beruntung kemarin berhasil menemukan tempat makan yang menyajikan sambal yang cocok dengan selera saya. Yang jual orang Indonesia, taste-nya cocok banget. Damn I love Indonesia! Kok, aku jadi seperti Daniel Mananta?" selorohnya.
Di Malaysia, Judika sempat kaget mengetahui ternyata warga Malaysia menerima lagunya. "Lagu Aku Yang Tersakiti dan Bukan Dia Tapi Aku jadi hit di sini. Selain mengunjungi beberapa radio dan stasiun teve, ada jumpa fans juga di sebuah klub untuk mengobrol dan nyanyi bersama. Dalam waktu dekat, aku berharap bisa mengadakan konser full band di Malaysia. Semoga pertemanan dan kekeluargaan antara Indonesia dan Malaysia juga makin erat."
"Salah satu kebanggaan seorang musisi adalah ketika karyanya diapresiasi. Melihat banyak orang mengenalku di Malaysia, aku senang. Banyak yang minta foto dan tahu lagu-lagu aku. Itu penghargaan yang tak bisa dibayar siapa pun. Membuat orang lain tersenyum adalah kesenangan tersendiri bagi aku," bebernya.
Jadwal promo album terbarunya ini memang padat, belum lagi kegiatan off air dan albumya bersama Mahadewa. "Capek, tapi itu bagian dari pekerjaan yang harus dijalani. Sekarang lebih mengatur waktu agar semua bisa dijalankan dengan baik, jaga stamina dan suara. Tapi sebagai profesional, aku harus bisa membagi waktu."
Kejar Setoran
Terlebih ia juga tengah sibuk mempersiapkan pernikahan yang kabarnya akan dilaksanakan Agustus. "Aku masih bisa koordinasi by phone atau e-mail dengan Duma dan wedding organizer (WO)-nya. So far so good."
Bicara soal pernikahan, Judika berharap semua bisa berjalan mulus tanpa hambatan. "Sementara aku dan Duma mengurus resepsi, orangtua membantu mengurus pernikahan secara adat. Kami berencana membuat pernikahan adat full."
Dalam upacara adat, "Semua kerabat bisa kumpul dan memberi restu lewat beberapa prosesi seperti manortor dan kasih ulos. Buatku, pernikahan adat Batak sangat spesial, bahkan aku pasti menangis melihatnya. Memang prosesnya panjang dan butuh stamina, tapi kami berdua enjoy."
Makin dekat hari H, Judika mengaku makin gugup. "Tapi jalani saja. Ini proses hidup yang juga diamanatkan Tuhan untuk dijalani. Pernikahan adalah sekali untuk selamanya, makanya persiapan yang dilakukan sangat total. Kami ingin membuat perbedaan yang ada menjadi sesuatu yang merekatkan kami selamanya," harapnya.
Hidup adalah perjuangan, "Aku berjuang dalam meniti karier dan cinta. Hingga akhirnya aku bisa menikah dengan Duma juga bukan perjalanan mudah. Aku anggap ini semua dari Tuhan yang harus dijaga sebaik-baiknya." terangnya.
Sebagai musisi, wajar menuangkan pengalaman hidupnya dalam lagu. "Kebetulan aku enggak bisa bikin lagu dari cerita orang. Semua laguku adalah perjalanan hidupku. Termasuk di antaranya Mama Papa Larang atau Mapala, yang akibat lagu itu aku dapat restu dari orangtua Duma. Ketika restu itu datang, muncul lagu Sampai Akhir."
Judika pasrah jika disebut kegiatannya yang padat dalam rangka kejar setoran. "Bisa iya, bisa enggak. Biaya pernikahan memang tak sedikit. Kebetulan semakin dekat hari H semakin banyak tawaran yang aku dapat. Aku percaya ini rencana Tuhan. Tuhan tahu apa yang aku butuhkan dan aku percaya semua akan dicukupkan-Nya. Semua berkat yang luar biasa bagiku, aku bersyukur dan menjalani semuanya semaksimal mungkin," tutupnya.
Selama tiga hari, NOVA mengikuti kegiatan anak ke enam dari tujuh bersaudara ini di Kuala Lumpur, Malaysia. Sesaat pesawat yang membawanya tiba di Bandara LCCT Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (24/6) lalu, beragam kegiatan sudah menanti untuk segera diselesaikan hingga kamis (27/6).
Di hari pertama, Judika disambut empat gadis asal Indonesia yang memenangkan kuis Radio GenFM Jakarta untuk mendampingi Judika selama berpromosi di Malaysia. Bersama rombongan, Judika melepas stres dengan mencoba beberapa permainan di Theme Park Genting Highland.
Siapa sangka, pria bersuara serak ini ternyata menikmati sebagian besar permainan seperti Flying Coaster, Pirates Ship dan Space Shot. Tak canggung pula ia menjawab setiap sapaan pengunjung yang mengenalinya. Beberapa permintaan foto dan tandatangan dilayaninya dengan senang hati, tak terlihat sama sekali ia mengeluhkan segala permintaan fans.
Sore menjelang, rombongan di bawa ke hotel di kawasan Bukit Bintang untuk beristirahat agar kembali segar mengikuti kegiatan promosi album terbaru Judika keesokan hari yang sudah direncanakan Sony Music Indonesia.
Selasa (25/6) pagi, kegiatan promosi album terbarunya dimulai dari sebuah radio swasta, dilanjutkan ke stasiun teve yang keduanya meminta Judika tampil live. Kegiatan promosi ini masih menyisakan sedikit "napas" dengan mengunjungi kompleks menara kembar yang menjadi ikon penting Kuala Lumpur. Judika menyempatkan diri berbelanja kebutuhan pribadi dan aksesori.
Sore menjelang, Judika masih harus mengikuti kegiatan promosi di sebuah stasiun teve dan bersiap melakukan rekaman tayangan hiburan. Rabu (26/6) mulai pukul 05.00 WIB atau 06.00 waktu Malaysia, Judika siap berangkat untuk mempromosikan albumnya di sebuah stasiun radio dan teve swasta lain. sebelum sorenya melakukan rekaman tayangan hiburan yang akan disiarkan pada Idul Fitri di Malaysia dengan judul Judika And Friends bersama dua musisi asal Malaysia.
Edwin Yusman F.
KOMENTAR