"Rabu (25/1) jam 10 pagi masuk rumah sakit. Karena malamnya Tania udah keluar flek, kami pikir udah waktunya, diinduksi sampai pembukaan 5, enggak nambah-nambah, terus diinfus, sampai akhirnya Kamis (26/1) malam baru pembukaan 8. Tapi kepala bayinya enggak mau turun, sementara detak jantungnya melemah, akhirnya diputusin untuk di sesar," cerita Tommy saat ditemui di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, Minggu (29/1).
Tommy mengakui, Tania sebelumnya berjuang untuk melahirkan normal. "Ternyata di rahim Tania ada masalah, akhirnya itu yang menyebabkan harus sesar," katanya.
Tania tak kecewa lantaran tidak bisa melahirkan secara normal. Yang terpenting baginya adalah menyelamatkan nyawa anaknya.
"Enggak kecewa, daripada kenapa-kenapa sama bayinya. Untungnya aku pas induksi enggak ngerasa kayak yang diceritakan orang-orang. Cuma capek aja, karena enggak tidur 2 hari," ucap Tania.
Icha
KOMENTAR