"Totalnya sih sudah ada ratusan, bila dihitung koleksi saya yang berupa baju. Dulu, saya membeli batik tidak pernah memperhitungkan soal tulis atau printing. Tetapi kini lebih selektif.. Sekarang bukan hanya melihat motif, tetapi juga ingin tahu filosofi dari motif itu sendiri dan juga sejarahnya," tutur ibu dua anak ini.
Kemana Wanda berburu batik vintage? "Tiap bulan ada saja orang datang ke rumah menawarkan batik vintage. Saya selalu penasaran ingin mengetahui berapa usia batik tersebut dan apa filosofinya," tegas Wanda yang juga mengoleksi kain batik kontemporer seperti karya Carmanita dan Edward Hutabarat.
Wanda semakin senang semua koleksi batik kunonya itu bisa diketahui usianya melalui tangan kurator di Museum Teksil. Kabar sedihnya, sebagai wakil rakyat Jakarta, ia prihatin pengrajin batik khas Betawi kini semakin langka.
"Saya lihat generasi pengrajinnya sudah mulai terputus. Mungkin mereka menganggap tidak menguntungkan lagi menjadi pengrajin batik. Yang adahanya batik printing sehingga harganya murah.Saya belum melihat ada usaha maksimal dari Pemda DKI memberikan stimulasi dan ruang kepada pengrajin batik tulis di Jakarta. Usaha tidak akan berkembang tanpa stimulasi. Padahal Pemda DKI punya banyak Pasar Jaya sebagai ruang untuk para pengrajin batik di Jakarta," terangnya.
Rini
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR