"Biasanya kalau saya pulang kerja, tas itu selalu dibawain pembantu saya dan ditaruh di depan kamar. Mungkin saya malah diselamatkan oleh tas tersebut, jadi mungkin malingnya mau keatas (masuk kamar) tapi lihat tas itu di depan pintu," kata Bekti saat dijumpai di Barcode, Kemang, Jakarta, Senin (21/2) malam.
Akibat keteledoran Bekti, ia mengaku harus kehilangan jutaan rupiah. "Isinya laptop, kamera panasonic lumix, iPad, PS 3. Dompet dibuang, tapi duitnya diambil sekitar Rp 200an. Yah kira-kira jutaan kali ya," kata Bekti malu-malu.
Untungnya, tak ada satupun data-data penting pekerjaan yang ikut hilang disana. "Yang disayangkan, data foto jalan-jalan ke Lombok kita berdua, foto-foto di Amerika hilang. Data pekerjaan untungnya di kantor," ungkap Bekti yang mengaku baru sekali mengalami kejadian naas ini.
Sesaat setelah kemalingan, Bekti langsung melaporkan hal ini kepada pihak yang berwajib. Sayangnya, sampai kini belum ada titik terang siapa pelakunya.
"Sudah ke Polsek Pesanggrahan. Tapi dalam minggu-minggu ini belum ada perkembangan," kata Bekti yang enggan berpikiran buruk kepada pekerjanya. "Kita enggak mau suudzon, enggak mau menuduh, mungkin orang dalam, berpasrah saja. Tapi di rumah itu memang enggak ada yang rusak secara paksa," katanya menjelaskan.
Lucunya, Bekti menganggap ia kurang beramal sehingga barang-barangnya hilang. "Mungkin saya harus banyak amal kali ya. Ini peringatan dari Allah. Memang ada satu hal yang saya janjiin ke sebuah yayasan untuk jalan-jalan atau senang-senang tapi belum kesampaian, mungkin ini peringatan dari Allah," tutup Bekti.
Okki
KOMENTAR