Untuk memancing anak-anak berkunjung ke taman bacaannya, perempuan berdarah Bali mengaku banyak mengalami kesulitan. Hughes mesti mengiming-imingi dengan banyak hadiah. "Kalau tidak dirayu pakai mainan atau hadiah tidak akan ada yang datang. Padahal dengan membaca itu kan jendela dunia," jelas perempuan kelahiran 2 Maret 1971 ini.
Sebagai negara dengan peringkat tertinggi kedua buta aksaranya di dunia, Hughes ingin menyadarkan banyak pihak untuk memeranginya. "Kita harus menumbuhkan minat baca dari sekarang, tidak hanya minat baca anak saja, tapi juga orang Indonesia. Ini untuk kemajuan bangsa ini juga," tandas Hughes.
Isna
KOMENTAR