Dalam sinetron KCB, yang mulai tayang di RCTI pada 26 Juli 2010, dikisahkan Anna dan Azzam sudah menikah. Pasangan pengantin baru ini lantas diberi amanah untuk mengasuh pesantren Daarul Quran milik ayah Anna, sementara sang ayah pergi untuk tinggal di samping Masjidil Haram.
Di pesantren inilah, konfik bermunculan. Diawali keresahan Anna lantaran tak juga dikaruniai anak. Ia divonis menderita endometriosis, suatu penyakit yang bisa menyebabkan kemandulan. Perasaan takut Azzam berpaling ke wanita lain serta merta menderanya.
Konflik lain datang lewat tokoh baru bernama Aprilia, remaja pecandu narkoba yang putri pasangan konglomerat. Dengan ulahnya, Aprilia berhasil menyulut keributan di lingkungan pesantren yang semula damai dan tentram.
Ya, konflik-konflik ini sengaja diciptakan sang penulis naskah, Habiburrahman El Shirazy, agar sedekat mungkin dengan kenyataan di masyarakat. Pria yang turut beradu peran di film dan sinetron KCB ini bahkan mengaku melibatkan beberapa ulama untuk menjaga alur cerita sehingga tak keluar jalur.
"Saya menginginkan konflik yang nyata ada di masyarkat, dengan penyelesaian yang islami dan tidak menggurui," urainya. Agar tidak 'keluar jalur', sejak awal penulis novel berjudul sama yang akrab disapa Kang Abik ini hanya mau menggarap 50 episode sinetron saja. Seperti apa sinetronnya? Ini dia sebagian suasana saat syuting KCB.
Bukan hanya jalan cerita yang dipikirkan masak-masak di KCB. Lokasi yang asri pun diburu hingga ke ujung Jakarta demi mendapatkan panorama indah. Terletak di ketinggian Ciawi, Bogor, pesantren Al Hikmah disulap menjadi pesantren Daarul Quran. Adegan-adegan KCB seluruhnya diambil di pesantren yang dipenuhi pepohonan ini.
Agar proses produksi berjalan lancar, para kru bahkan bersedia menginap di sana. Beberapa pemain yang berdomisili di Bandung pun kerap menghabiskan malam di lokasi syuting. Kamar-kamar di pesantren lantas disulap menjadi hunian yang nyaman bagi para pekerja seni.
Keuntungan lain memakai tempat ini sebagai lokasi syuting, ternyata sutradara tak perlu bersusah payah mencari pemain figuran. Para murid pesantren dan penduduk sekitar amat bersemangat membantu proses syuting KCB.
"Bahkan, jadwal untuk pemeran figuran pun dibuat bergiliran, lho. Biar semua kebagian," ujar Chaerul Umam, sang sutradara.
Ajeng
KOMENTAR