"Iya, aku agak tomboi, cuma emang enggak sempat aja ngerawatnya," kata Widi yang mengaku jarang keramas. "Enggak rajin juga. Enggak sempat kalau keramas, soalnya agak malas, apalagi kalau lagi keluar kota. Kalau habis keramas harus di blow, tunggu sampai Jakarta dulu baru keramas," kata Widi yang ditemui di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (6/4) siang.
Seminggu tak mencuci rambut, Widi menggunakan teman-temannya sebagai tolak ukur untuk mengetahui apakah rambut dan kulit kepalanya sudah berbau. "Enggak ada komplain. Paling kalau bau biasanya gue langsung tanyain ke anak-anak. Kalau bau baru gue keramas. Ya, sebenarnya dua hari sekali keramas karena rambutku jenisnya kering," kata Widi sambil tertawa.
Saking cueknya, Widi tak seperti layaknya remaja lain yang punya budget khusus untuk perawatan rambut. "Enggak ada. Perawatan cuma ke dokter muka, paling di kasih sabun, toner, cream, dan harus rajin memakainya," katanya.
Okki
KOMENTAR