Saat sungkem kepada kakak lelaki tertuanya, Nia memohon ijin dan maaf karena telah melangkahinya. "Tanggal 1 April Nia akan melangsungkan pernikahan dengan Anindia Ardiansyah Bakrie dan Nia mengucap syukur dan terimakasih untuk nasihat dan bimbingan yang sudah Mas lakukan," kata Nia sambil menitikkan air mata. "Tidak ada maksud untuk melangkahi atau mendahului. Minta kerendahan hati dan restu untuk merelakan Nia. Tanpa doa restu ini Nia tidak akan bisa melakukan pernikahan. Nia minta restu dari Mas Wawan," ujar Nia kepada kakaknya.
Setelah menerima ijin dan permintaan maaf dari adiknya, kakak lelaki Nia, Yudistira Hermawan menitip pesan untuk adiknya. "Nia, saya ijinkan, saya ridho dan ikhlas Nia untuk menikah lebih dulu dengan pria pilihan Nia. Pesan Mas Wawan, agar Nia berbakti dengan suami dan jadi ibu yang baik bagi anak-anakmu. Saya selalu berdoa kepada Allah agar rumah tangga Nia bisa diliputi kebahagian sampai kakek nenek. Amin," ujar Yudistira sambil mengusap kepala Nia.
Setelah proses sungkem, dilanjutkan dengan proses 'siraman' oleh orangtua dan para sesepuh Nia. Dalam proses siraman ini air yang digunakan diambil dari 7 sumber mata air dari masjid sekitar Jakarta Selatan, air zamzam dari tanah suci dan dicampur kembang setaman. Terakhir, Nia digendong sang ayah, Priya menuju kamar pengantin dan melakukan ritual 'Ngeningan' atau kerikan.
Okki
KOMENTAR