Tegar. Begitulah cerminan yang ditangkap dari wajah Alya yang harus merelakan ayahanda tercinta pergi untuk selama-lamanya. Ayahanda Alya, Ir.H.Rohali Bin Mohammad Sani meninggal tepat pada hari Minggu, 11 Oktober 2009 pukul 11.28 WIB di RS Pusat Pertamina. Setelah disalatkan, jenazah dibawa ke rumah duka di Komplek Ditjen Migas No.15 Kemanggisan, Jakarta Barat. Jenazah langsung dikebumikan di pemakaman umum Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Almarhum meninggal pada usia 71 tahun, meninggalkan seorang istri dan lima orang anak.
Empat tahun belakangan, kesehatan ayahanda Alya memang sudah menurun lantaran penyakit ganas yang menyerangnya. Jalan operasi pun telah ditempuh dengan harapan memulihkan kembali kesehatan sang ayah. Namun apa mau dikata, dua tahun belakangan, bukan sembuh yang diterima melainkan sakit yang kian menjadi. Sakit yang diidap malah merambat sampai ke hati. Ayahanda Alya menjalani perawatan intensif sejak Kamis 1 Oktober 2009, dan sejak empat hari lalu pria yang sangat dekat dengan Alya ini sempat tak sadarkan diri hingga akhirnya tutup usia. "Keluarga sudah sangat ikhlas, karena beliau berjuang sekali untuk kesembuhannya. Kalau dapat kesempatan satu persen saja, beliau pasti mencoba," begitu kata Alya kepada tabloidnova.com dan sejumlah media lain seusai proses pemakaman sang ayah di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Minggu (11/10) sore.
Ada satu hal yang paling membanggakan dari sosok sang ayah tercinta. Diakui Alya, selain tak pernah marah, almarhum sangat aktif dalam kegiatan sosial. "Beliau sangat menekankan ibadah, bahkan sebelum berpulang masih sempat sholat. Beliau juga punya target dan telah membuat 999 masjid," kata Alya. "Belum apa-apa saya sudah kangen," tutup Alya yang sempat merayakan ulang tahun perkawinan orang tuanya pada 2 Oktober lalu di rumah sakit.
Okki
KOMENTAR