Menurut Sambodo, produser eksekutif program tersebut, perubah-an acara itu adalah untuk mengisi jam tayang Empat Mata yang kosong setelah dihentikan oleh Trans7 beberapa waktu lalu setelah adanya permintaan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
"Kan nggak mungkin kita harus menunggu sampai satu bulan (batas waktu dihentikannya Empat Mata oleh KPI), karena slot harus diisi dan terus jalan. Jadi selama satu minggu Empat Mata tidak tayang, kita mempersiapkan program baru Tanda Mata. Intinya lebih pada kebutuhan program," kata Sambodo.
Menyangkut perubahan host dalam acara tersebut, yakni menghadirkan komedian Parto dan Didin, Sambodo memberi alasan. Pihaknya tidak mungkin kembali memakai Tukul, karena selama ini Tukul sudah identik dan image-nya sudah melekat dengan Empat Mata.
Dengan demikian, ucap Sambodo, tidak tertutup kemungkinan Empat Mata bila memang telah tiba waktunya akan kembali ditayangkan. "Jadi sementara Empat Mata istirahat dan kita ganti dengan Tanda Mata," katanya. Menurut Sambodo, respons pemirsa terhadap Tanda Mata cukup positif. Sementara itu pengamat dunia pertelevisian, Ade Armando, berpendapat bahwa perubahan Empat Mata menjadi Tanda Mata dengan menggeser host Tukul sebagai hal yang tidak perlu.
"Yang dipermasalahan KPI adalah masalah substansi (materi acaranya), bukan host-nya. Dan Tukul sendiri kan mengaku bahwa dalam insiden bintang tamu makan kodok itu dia hanya mengikuti perintah produser. Artinya dia tidak bertanggung jawab dengan kejadian itu. Dia hanya sebagai host saja. Jadi menyedihkan sekali saya kira
Tukul hanya sebagai korban dan demi alasan mengisi slot muncul program baru," katanya. Lebih lanjut Ade mengatakan, dirinya yakin program Empat Mata tidak bakal ditayangkan lagi. Apalagi belakangan ini rating Empat Mata tidak sebagus di awal-awal penayangannya.
"Masa suksesnya saya kira sudah habis. Jadi nggak mungkin program yang masa kejayaannya mulai turun lalu diangkat lagi. Apalagi nantinya program yang baru ini ratingnya bagus, ya makin kecil kemungkinannya untuk diteruskan," tandas mantan pengurus KPI itu.
Sementara itu, Tukul Arawana menyangkal bahwa dirinya telah 'diselingkuhi' oleh pihak Trans7 dengan munculnya program Tanda Mata yang formatnya mirip dengan Empat Mata.
"Saya tidak merasa dikhianati atau apa gitu. Saya juga dikasih tahu akan ada program acara Tanda Mata. Soal formatnya, saya memang enggak ngerti. Saya juga ditawari jadi host-nya. Tapi, saya bilang pengin santai dulu, mau belajar lawakan lagi, karena masih banyak kekurangan dalam penyajian saya," ucap Tukul.
Sementara itu, pendukung Empat Mata seperti Pepi dan Vega Darwanti ikutan tampil di Tanda Mata dengan tugas yang sama, yakni mendampingi host dengan komentar-komentar lucunya.
Tukul membantah jika disebut telah menolak tawaran. Tukul keukeuh hanya mau tampil di Empat Mata. "Saya mau (jadi host) kalau formatnya Empat Mata atau program yang berhubungan dengan lawakan," katanya.
Sementara Vega membenarkan bahwa Tukul telah menolak tawaran tampil di Tanda Mata. "Formatnya juga talkshow, tapi konsepnya tidak sama. Tapi tetap saja Mas Tukul enggak mau. Dia maunya Empat Mata. Saya dan Pepi tidak masalah, karena buat kita kesalahan bukan pada talent, tapi content acara," jelas Vega.
Menurut Vega, pihak Trans7 secara mendadak memunculkan Tanda Mata. "Daripada kosong. Sambil menunggu kabar, apakah izin Empat Mata bakal lanjut atau enggak, ada Tanda Mata dulu," ujarnya. Tanpa menjadi host Empat Mata, Tukul mengaku tetap punya banyak pekerjaan. "Saya bisa ngojek, nyupir, mandikan mayat," ujarnya berseloroh.
"Saya tak khawatir. Sambil menunggu Empat Mata tayang lagi, banyak kok tawaran yang datang ke saya. Sampai antre dari Stasiun Gambir, Stasiun Senen. Orang-orang tahu saya masih punya nilai jual, punya skill, tahu jurus-jurus melawak," tuturnya.
Soal acara Tanda Mata, Tukul berpendapat, "Acaranya sangat bagus sekali, luar biasa kompak, lucu luar biasa, gambarnya juga jernih. Tetangga-tetangga saya sampai tertawa terpingkal-pingkal menontonnya."
Tukul pun menolak ambil bagian dalam menyusun format Tanda Mata, apalagi mengusulkan program lain. "Tugas saya cukup sebagai penghibur, enggak mau banyak cincong," tuturnya. Beberapa tawaran datang kepada Tukul, misalnya menjadi host acara Seskoad, program kuliner di televisi, Sketsa Humor, dan Gebyar BCA.
Vega sendiri mengaku canggung menghadapi host yang berbeda. "Tanpa Mas Tukul rasanya canggung. Bukannya enggak bisa connect, tapi dengan ikon baru, kan beda rasanya. Tukul dan Parto kan punya ciri khas lawakan yang beda, jadi dampaknya juga terasa beda. Tapi, aku profesional aja. Kerja sama siapa saja, oke," kata Vega.
yus/ign/wartakota
Foto : Widi Nugroho
KOMENTAR