Dari dunia radio, keduanya mulai dikenal masyarakat. Adbel dan Temon pun masuk dunia MC. Belakangan, mereka ikut acara Supersoulmate di Indosiar. "Tak lama setelah itu, dapat tawaran dari Multivision. Acaranya, sih, sudah ada sejak lama, tapi kebetulan mereka belum ketemu artis pendukung yang pas. Waktu ngeliat kami di Super Soulmate, ternyata dianggap memenuhi kriteria. Tanpa proses audisi, langsung dipanggil," ujar Abdel yang kelahiran 27 September 1970.
Tak ada kesulitan berarti bagi Abdel dan Temon untuk bisa menemukan chemistry dalam beradegan. Namun, karena latar belakang sebagai penyiar radio, kadang keduanya lebih merasa kuat secara verbal daripada secara visual. "Sutradara ngebantu banget karena kekuatan kami, kan, di verbal. Nah, untuk visualisasinya, kami belajar banyak pada sutradara, Bang Muchyar. Dari ekspresi marah, jatuh, ketawa, semua kami pelajari di lokasi," papar Temon.
TAK PERNAH PAS
Nyaris selalu bersama dalam setiap kesempatan, tak jarang Abdel dan Temon harus merasakan gesekan-gesekan kecil dalam persahabatan mereka. Jika itu terjadi, biasanya Abdel yang lebih banyak mengalah dan menyesuaikan diri. "Saya, kan, sudah belasan tahun sama Temon, jadi tahu kapan mood dia jelek. Walaupun di mata orang lain mungkin enggak kelihatan, tapi saya bisa lihat. Saya juga suka agak berat memperbaiki mood dia, tapi bisalah," ujar Abdel.
Tak hanya urusan mood, kadang masalah kepentingan pribadi juga kerap membuat keduanya bertikai. Namun karena persahabatan, semua masalah selalu bisa terselesaikan dengan baik. "Ada istilahnya, kalau enggak ada Temon, ada yang kurang, tapi kalau ada Temon, ada yang lebih. Jadi, sebenarnya enggak pernah pas," canda Abdel.
Kini Abdel dan Temon tengah meniti ke puncak sukses dengan modal dasar perhabatan yang amat kuat.
Ngomong-ngomong, bagaimana masing-masing menggambarkan diri mereka berdua? "Gila abiss.." jawab Temon setengah berteriak. Sementara Abdel menjawab, "Kalau saya, cukup satu kata, jenaka!"
Yetta Angelina
KOMENTAR