Padahal, nama aslinya Simson. Namun, justru nama Temon yang membuatnya, bersama sahabatnya, Abdel, meraih sukses. Pasangan kocak ini ingin melawak dengan gaya unik. Membalas sapaan anak kecil atau memenuhi permintaan foto bersama ibu-ibu, itu hanya sebagian kecil perubahan yang dialami Abdel Akhriat dan Simson Rarameha alias Temon belakangan ini. Sketsa komedi Abdel dan Temon (ADT) memang membuat dua sahabat ini seolah memasuki dunia baru. "Bahkan salah satu set rumah yang dipakai syuting ADT, sebetulnya milik seorang anak yang nge-fans banget dengan kami. Dulu, awal-awal syuting dia cuma ngeliatin, diam, sampai akhirnya sekarang dia ikut main juga."
Lewat ADT, Abdel dan Temon sepakat menawarkan sesuatu yang berbeda. Berbekal kemampuan berbahasa yang baik, karena profesi sebelumnya sebagai penyiar radio, "Kami sengaja bermain logika, seperti ungkapan yang biasa kami pakai, 'don't judge the book by it's cover, karena sampul yang jelek belum tentu isinya jelek juga.' Begitulah model candaan kami. Pokoknya, lawakan kami antilogika dan permainan kata-kata."
Dicap norak pun, mereka tak malu apalagi keberatan. Yang jelas, mereka terkesan solid karena ditunjang dengan hubungan persahabatan yang terjalin sejak lama. "Mungkin karena latar belakang kami yang sama juga, jadi lebih nyaman dan lebih gampang untuk nyambung. Kami berdua datang dari lingkungan keras, jadi enggak ada beda status sosial yang jauh juga. Karena itu, kami sama-sama ngertilah. Dia udah nangkap gaya lawakan saya, juga sebaliknya," kata Temon.
Hasilnya? Mereka sudah menandatangani kontrak dengan rumah produksi Multivision sebanyak 104 episode dengan tayangan stripping, alias rutin setiap hari. Selama menjalani syuting ADT, keduanya juga harus merelakan rutinitas mereka berubah. Pengalaman menunggu seharian di lokasi syuting pun jadi makanan mereka sehari-hari. "Pengalaman seru? Ya, capek menunggu. Dulu terbiasa dengan radio yang siaran setengah jam, ya, setengah jam kelar. Kalau di teve, untuk jadi tayangan satu jam saja, syutingnya bisa sehari semalam," kata Temon.
TANPA AUDISI
Meski perubahan banyak terjadi pada dua sahabat ini, termasuk dari segi finansial, ada pula yang tetap berlangsung, yaitu saling mengunjungi nyaris setiap hari. "Dari dulu gaya hidup kami sudah begitu. Kalau saya enggak ada di rumah, paling di rumah Temon. Begitu juga sebaliknya. Jadi, keluarga juga sudah tahu dan sudah maklum," papar Abdel, ayah dari dua anak. Sedangkan Temon memiliki 5 anak dari tiga kali menikah.
Abdel dan Temon sama-sama mengawali karier sebagai penyiar Radio SK. Abdel mulai tahun 1989, Temon menyusul tiga tahun kemudian. "Tapi baru di tahun 1993, kami disatukan dalam satu program." Kolaborasi itu berjalan baik karena dua orang ini sudah sejak remaja suka ngebanyol. "Kalau orang lain bakatnya gemuk, kami, mah, bakatnya usil. Apalagi, kalau di SK, setiap penyiar harus punya anekdot sendiri dan harus kreatif menciptakan sebuah cerita. Kayak story telling-lah," ujar Abdel.
Selama menjadi penyiar, setiap hari Abdel dan Temon harus mengasah otak untuk terus menelurkan banyolan-banyolan baru. Maklum, dalam waktu siaran yang berdurasi satu jam, keduanya harus melontarkan 3 cerita lucu yang berbeda dan orisinal.
KOMENTAR