Kisah menyedihkan mengenai kanker rahim selama hamil terpaksa harus dialami oleh Kathleen Lombardo, perempuan asal Amerika Serikat. Risiko kanker rahim selama masa kehamilan sebenarnya sempat dirasakan oleh Kathleen, namun ia tidak pernah membayangkan bahwa dirinya ternyata mengidap jenis kanker yang merupakan penyebab nomor satu kematian perempuan di dunia.
Kathleen harus mendengar kabar pahit tersebut saat ia tengah hamil anak pertamanya yang bernama Jack, tepat enam minggu sebelum perhitungan waktu melahirkan oleh dokter.
“Ketika dokter datang dan mulai membuka mulutnya, kalimat yang ia lontarkan sungguh tak masul akal dan terdengar aneh. Ia berujar soal hasil CT scan dan prosedur kemoterapi dan MRIs, lalu ia pun berkata jika ini adalah kanker yang bersifatnya agresif dan kita harus menangani kanker ini secara agresif pula dengan kemoterapi menggunakan berbagai alat bernama EMA/CO,” kenang Kathleen.
Menggunakan gelombang suara yang diletakkan di bagian sekitar perut, dokter menangkap adanya gejala bahwa tumor terus berkembang di dalam rahim milik Kathleen, sehingga ia dipastikan membutuhkan D&C untuk mengeluarkan tumor ganas yang disebut dokter dengan choriocarcinoma, sejenis tipe kanker yang muncul di rahim selama kehamilan.
Choriocarcinoma adalah tumor ganas yang berasal dari jaringan yang mengandung trofoblas, seperti lapisan trofoblas ovum yang sedang tumbuh, villi dari plasenta, gelembung mola atau emboli sel-sel trofoblas dimana saja didalam badan. Biasanya tempat pertama yang dikenai ialah uterus.
Parahnya, kanker rahim selama hamil itu sudah mencapai stadium tiga yang berarti sudah mulai menjalar ke bagian paru-paru yang membuat para dokter cukup kesulitan untuk menangani sekaligus menjelaskan penyebabnya.
“Menurut dokter, mudahnya ketika masa kehamilan sebuah telur yang dibuahi berkembang dan terus tumbuh, bukannya sebagai embrio. Ini yang terjadi sebelum, selama dan setelah saya melahirkan Jack, anak saya, kehamilan ini justru menimbulkan risiko kanker lebih besar,” jelas Kathleen.
Baca: 5 Pemeriksaan Wajib yang Perlu Dilakukan Ibu Hamil
Kehamilan yang ‘tidak biasa’
Meski mengaku kehamilannya sehat-sehat saja, Kathleen pernah didiagnosis menderita diabetes di minggu ke-28 kehamilannya, yang mana merupakan masa-masa rentan. Fakta ini menyerang dirinya persis sebelum ia dinyatakan mengidap tumor choriocarcinoma stadium tiga.
Tak hanya itu saja, Kathleen sebenernya merasa ada yang salah dengan tubuhnya, terutama saat putra pertamanya lahir, ia mengaku semuanya terlihat tidak jelas atau blur yang akhirnya disadari sebagai indikasi peningkatan risiko kanker rahim selama hamil.
“Aku memanggil kembali bidan yang mengurus persalinanku, dia menunjukkan plasenta yang aku miliki lalu membentangkannya dan terlihat baki plastik yang aneh. Dia juga bilang bahwa saya memiliki dua kantung amniotic yang belum pernah ia temukan selama bekerja tiga puluh tahun sebagai bidan,” cerita Kathleen.
Baca: Bolehkah Wanita Hamil Mengonsumsi Ikan Tuna?
Langkah penyembuhan yang agresif
Saya disarankan untuk segera menjalankan kemoterapi, dokter berkata ia akan menggunakan D&c untuk menghilangkan tumor ganas tersebut lewat jalan operasi bedah secepatnya. Dokter melakukan penyembuhan yang agresif karena ia yakin bahwa tidak tersisa cukup waktu untuk menunggu dan menjelaskan seputar penanganan penyakit saya.
Penanganan kanker rahim selama hamil untuk Kathleen berjalan selama 14 hari lamanya, yang setiap 12 jam sekali harus menjalani kemoterapi dari hari ke hari. Tim dokter pun menunjuk seorang ahli penyakit kanker yang terkenal bernama Aasim Sehbai, M.D, dari Tunnel Cancer Center.
Baca: Bila Alami Kondisi Ini, Ibu Hamil dan Menyusui Sebaiknya Tidak Puasa Dulu
“Enam bulan lamanya saya berjuang melawan kanker. Saya beruntung karena kanker belum menyebar ke paru-paru, hati dan otak. Saya juga menjalani dua jenis transfusi darah dan tidak diizinkan menyentuh anak saya selama masa penanganan karena saat itu tubuh saya dipenuhi racun sehingga saya terpaksa tinggal sendirian di rumah dan hanya ditemani anjing peliharaan. Sungguh momen paling kelam dalam hidup saya,” ungkap Kathleen.
Setelah enam bulan menyelesaikan kemoterapinya, kisah Kathleen, perempuan yang terserang kanker rahim karena hamil ini berakhir sesuai harapannya. Ia telah sembuh dari kanker rahim dan merasa sangat bersyukur karena diberi kesempatan untuk menjalani hidup bersama keluarganya.
Sumber: Womenshealth
KOMENTAR