Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengapresiasi langkah petugas Transjakarta yang mau menolong AS (24), seorang karyawan yang mengalami pelecehan oleh seorang mahasiswa di jembatan penyeberangan orang (JPO) Selter Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Sabtu (1/8/2015) siang.
Melalui peristiwa ini, kata Basuki, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI bisa membantu dengan memasang banyak kamera pengawas (CCTV) dan penerapan aplikasi Safety Pin.
"Kami siapkan aplikasi Safety Pin yang terintegrasi sistem Smart City. Kalau kamu lihat ada cowok agak lihatin kamu agak kurang ajar gitu, sudah mulai tanda-tanda pelecehan, kamu bisa kasih kode. Begitu kamu kirim notifikasi lokasi Anda kepada kami, kami bisa tahu di lokasi ini ada perempuan merasa tidak aman, dan kami bisa melacaknya," kata Basuki di Balai Kota, Senin (3/8/2015).
Saat ini, pihaknya tengah mempersiapkan aplikasi Safety Pin dengan layanan bahasa Indonesia. Sebenarnya, rencana penerapan aplikasi ini telah diungkapkan Basuki sejak tahun 2014 lalu. Bahkan, ia menyebut sistem ini akan diluncurkan di Jakarta pada September 2014.
Namun, sistem tersebut hingga kini belum diluncurkan, dan kendala bahasa Indonesia masih menjadi hambatan penerapan Safety Pin di Jakarta.
Lebih lanjut, menurut Basuki, pengawasan bagi pengguna aplikasi Safety Pin akan dilakukan oleh anggota satpol PP, petugas di transjakarta, dan pihak kepolisian.
"Kami akan kerja sama dengan kamtibmas, termasuk memberi CCTV di tiap wilayah ke mereka. Makanya kami kasih hibah ke Polda (Polda Metro Jaya) supaya mereka bikin command center yang diintegrasikan langsung ke semua kantor polsubsektor supaya bisa mengawasi," tutur Basuki.
Hingga akhir 2016, akan ada 6.000 CCTV yang disebar di Ibu Kota. Untuk penggunaan Safety Pin, warga tinggal mengunduh aplikasi asal India tersebut melalui Android Playstore.
Dengan aplikasi ini, nantinya setiap camat dan lurah di DKI Jakarta diwajibkan mengirimkan laporan mengenai kondisi lingkungannya, misalnya saat ada lampu jalan yang mati, sampah yang menumpuk, atau gangguan keamanan.
"Mereka kan jadi estate manager di wilayahnya. Di (belakang) lurah dan camat juga masing-masing ada polisi, satpol PP, dan babinsa-nya. Kami harap Oktober ini (aplikasi Safety Pin) bisa terealisasi," kata Basuki.
Kurnia Sari Aziza / Kompas.com
KOMENTAR