Baru-baru ini ada kabar yang berkembang seputar reaksi alergi tubuh karena wi-fi internet. Kasus alergi akibat paparan energi elektromagnetik ini puncaknya merebak ketika menimpa seorang perempuan asal Perancis yang diberi kompensasi karena alergi terhadap Wi-Fi.
Martine Richard adalah perempuan yang menderita Electromagnetic Hypersensitivity (EHS) sehingga mendapat pembayaran ganti rugi atas klaim masalah alergi terhadap wi-fi yang dialaminya. Alergi terhadap wi-fi tersebut menurutnya berhubungan dengan energi elektromagnetik yang membuatnya tidak bisa bekerja.
Selain Richard, ternyata ada penderita EHS yang mengalami alergi terhadap wi-fi lainnya, yaitu Jackie Lindsey, perempuan asal Inggris yang terpaksa harus menjalani kehidupan yang sulit pasca didiagnosis menderita EHS. Parahnya, Jackie bisa mengalami serangan syok anafilaksis jika ada wi-fi maupun sinyal ponsel di sekelilingnya.
Baca: Kenali Gejala Alergi Sejak Dini Melalui 3 Langkah Berikut!
Apa itu Electromagnetic Hypersensitivity (EHS)?
EHS merupakan kondisi kompleks. Penyakit ini ditandai dengan gejala yang tak spesifik misalnya sakit kepala, mual dan sulit tidur ketika berada di dekat perangkat yang memancarkan gelombang elektromagnetik. Dalam kasus yang parah, dapat memiliki dampak yang besar dan negatif, membuat orang tak bisa bekerja sebagai masyarakat modern, biasanya, kondisi ini bervariasi.
Secara umum, jumlah pasien yang menunjukkan gejala-gejala yang menunjukkan mereka terpapar medan elektromagnetik tampaknya meningkat. Tak ada keraguan bahwa gejala alergi terhadap wi-fi yang dialami sangat nyata. Tapi, kenyataannya tetapsaja tidak ada kriteria diagnosis yang jelas untuk kondisi tersebut. Ini merupakan gangguan diagnosis sendiri yang saat ini belum memiliki dasar ilmiah atau medis.
Baca: Apa Benar, Alergi pada Anak Justru Harus "Dilawan"?
Apa yang dikatakan bukti-bukti?
Penelitian secara konsisten telah gagal untuk menemukan keterkaitan antara paparan gelombang elektromagnetik dengan gejala-gejala yang dilaporkan, atau kesehatan secara umum. Hal ini menimbulkan pertanyaan, jika bukan karena energi elektromagetik, lantas, apa yang menyebabkan EHS dan gejala-gejala yang diderita orang-orang tersebut?
Baca: Waspada, Ada Zat Penyebab Alergi di Makeup Anda
Salah satu kemungkinan yaitu efek nocebo, atau hanya pengaruh dari ekspektasi atau pun persepsi seseorang mengenai bagaimana sesuatu dapat mempengaruhi mereka. Dalam kasus EHS atau alergi terhadap wi-fi ini akan sesuai dengan keyakinan sejalan bahwa energi elektromagnetik berbahaya. Saat berada di sekitar perangkat yang memancarkan energi semacam ini, mereka berharap merasa tidak nyaman, dan mereka benar-benar melakukannya.
Baca: Benarkah Alergi Bisa Disebabkan Faktor Keturunan?
Penelitian masih terus berlanjut
Dengan adanya kontroversi terkait penyebab EHS, sudah jelas bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk lebih mengkonsolidasikan bahwa energi elektromagnetik tidak bertanggung jawab atas gejala-gejala tersebut dan menunjukkan bukti dari penyebabnya (semisal efek nocebo).
Penelitian tersebut masih berlangsung, termasuk penelitian di Australian Centre for Electromagnetic Bioeffects Research yang bertujuan untuk melawan studi sebelumnya. Hingga penyebabnya ditetapkan, perawatan terhadap kondisi ini masih menyisakan tantangan.
Lutfi Fauziah/nationalgeographic.co.id
Sumber: intisari-online.com
KOMENTAR