Sebelum dilakukan tindakan perawatan diperlukan pemeriksaan lanjutan kesehatan gigi, misalnya dengan melakukan rontgen gigi. “Dari hasil pemeriksaan tersebut, dapat diketahui apakah kerusakannya hanya berupa lubang gigi atau ada kerusakan lebih lanjut misalnya kerusakan pada akar gigi.”
Tentu saja tak semua gigi berlubang harus dilakukan pencabutan gigi. “Pada umumnya cukup dilakukan dengan cara penambalan gigi.”
Baca: Inilah 8 Cara Menyikat Gigi yang Benar Agar Terhindar dari Gigi Berlubang
Kapan Dicabut?
Lalu, kapan saatnya gigi dicabut? “Semua tergantung dari kondisi kerusakan gigi. “Gigi yang harus dicabut jika kerusakan sudah terlampau luas. Gigi tersebut sudah tidak dapat lagi dilakukan, misalnya perawatan saraf gigi. Selain itu, untuk gigi-gigi yang mengalami fraktur jarang dapat dipertahankan.”
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mencabut gigi. “Kondisi pasien harus diperhatikan sebelum dokter melakukan pencabutan gigi.”
Karena itu, sambung Hara, ”Anamnesa menjadi sangat penting. Misalnya, dokter harus menanyakan apakah pasien mempunyai riwayat penyakit tertentu seperti hipertensi, diabetes, atau jantung.”
Baca: Berani Coba, Mempercantik Gigi dengan Veneer?
Dengan demikian dokter gigi harus melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang menangani pasien untuk mengetahui apakah ada risiko tertentu pada saat dilakukan tindakan pencabutan gigi.
Operasi Gigi
Ada kalanya gigi tidak dapat dicabut secara normal. “Untuk itu harus dilakukan tindakan operasi gigi. Gigi yang harus dicabut dengan cara operasi tergantung dari lokasi gigi dalam rahang atau bentuk anatomi akar gigi.”
Contoh yang paling sering dokter temukan adalah gigi bungsu yang impacted (gigi yang sulit tumbuh secara normal). “Gigi-gigi tersebut biasanya posisinya miring di dalam rahang gigi (melintang). Untuk kondisi yang berat sebaiknya dilakukan oleh dokter spesialis bedah mulut.”
Baca: Pahami Prosedur Ini Sebelum Perawatan Memutihkan Gigi
Tips Merawat Gigi:
Noverita K. Waldan/TabloidNova
KOMENTAR