Tabloidnova.com - Siapkan dan lapangkanlah hati Anda ketika membeli es krim ini. Maklum, sesuai dengan kebiasaan di Turki, es krim yang resepnya dibawa langsung dari Turki ini memang menyajikan atraksi yang membuat pembelinya seolah merasa dikerjai. “Entertaining memang menjadi daya tarik es krim Turki, selain rasanya yang lezat. Itu yang membuat es krim ini jadi berbeda dari es krim lain,” ujar Operation Manager Zahra Helmi Sapto Agung.
Biasanya, usai mengambil es krim dari mesin penyaji es krim yang berlubang tiga dengan stik panjang, pelayan akan menyerahkan contong es krim pada pembeli. Meski sudah berada di atas contong, es krim yang lengket dan liat itu sendiri belum dituang ke dalamnya dan masih menempel di ujung stik yang berbentuk segi empat. Pembeli yang mengira es krim akan segera dituang, menerima contong itu. Namun, stik berisi es krim itu diputar oleh pelayan, sehingga es krim batal tertuang ke contong dan pembeli hanya mendapatkan contong saja.
Ketika es krim akhirnya masuk ke contong dan diserahkan pada pembeli, pelayan mengambil tisu lalu ditempelkan ke contong. Lagi-lagi, pembeli terkecoh karena dengan sigap pelayan mengambil contong itu, sehingga pembeli hanya mendapatkan tisu. Aksi mengambil tisu ini kembali diulang hingga akhirnya pembeli lelah mengejar es krimnya dan pelayan memberikannya. Aksi ini membuat pembeli maupun pengunjung lain terpingkal-pingkal.
“Namun, pembeli yang tidak tahu terkadang marah karena merasa dikerjain atau diremehkan, walaupun terakhirnya mereka kadang tertawa juga,” imbuh Sapto. Pembeli yang sedang terburu-buru atau tidak ingin dikerjai biasanya minta aksi jahil itu dihentikan. Sapto menambahkan, Zahra sendiri mulai ikut meramaikan bisnis es krim di Indonesia sejak akhir 2012. Pemiliknya, Serdal Sahin dan istrinya, Budiarti Aminiat sengaja mengimpor chef Zahra dari Turki untuk membuat racikan es krim khas itu.
“Ada pembuat es krim yang sudah 400 tahun terkenal di Turki, dan chef yang diimpor Zahra ini keturunannya. Nah, para pelayan Zahra harus di-training dulu sebelum bertugas,” jelas Sapto. Lantaran sulit mendapatkan tempat di mal, awalnya Zahra diperkenalkan hanya lewat pameran dari satu mal ke mal lain. Pameran Jakarta Culinary Festival menjadi langkah pertama bagi Zahra sekaligus tes pasar. Ternyata responsnya bagus. Saat itu juga, Zahra menemukan harga yang cocok untuk es krimnya, yaitu Rp25.000 per cone.
Tanpa Air
Meski resepnya asli Turki, Serdal melakukan beberapa penyesuaian dengan selera masyarakat Indonesia. Misalnya, es krim Turki yang aslinya menggunakan susu kambing, di Indonesia diganti dengan susu sapi. Rasa aslinya yang sangat manis diturunkan kadarnya sampai dianggap pas di lidah orang Indonesia. Kebanyakan bahan bakunya masih diimpor langsung dari Turki, walaupun ada beberapa yang produk lokal.
“Tekstur es krimnya lengket dan elastis. Ini karena menggunakan orchid powder dan tidak dicampur air sama sekali,” jelas Sapto sambil menambahkan, es krim Zahra juga tidak mengandung pengawet maupun bahan kimia. Itu sebabnya, es krim homemade ini dibuat sesuai permintaan pasar dan hanya tahan satu minggu di dalam freezer. Rasanya yang enak ditambah dengan atraksi menarik yang ditawarkan membuat antrean pengunjung mengular setiap kali Zahra membuka stan pameran di berbagai mal, terutama pada akhir pekan.
Dalam sehari, pembeli bisa mencapai 500-1.000 orang. Akhirnya, Zahra pun ditawari berbagai manajemen mal untuk bergabung. Pertama kali memiliki gerai di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, kini Zahra memiliki sembilan cabang. Selain di Dunia Fantasi Ancol, Mal Summarecon Bekasi, dan Lippo Mall Kemang, Zahra juga ada di Bandung dan Yogya. “Banyak sebetulnya permintaan dari luar Jawa, tapi terkendala transportasinya, karena harus sampai kurang dari 12 jam,” jelas Sapto.
Di samping itu, ada pula 21 unit mesin es krim untuk pameran yang hingga kini berkeliling dari satu mal ke mal lain. Beberapa permintaan dari mal lain sedang diproses, di samping persiapan membuka cabang baru di Bali tahun depan. Dengan atraksi menarik ini, tak heran informasi tentang Zahra tersebar dari mulut ke mulut hingga membuat es krim yang namanya diambil dari nama pemiliknya ini diproduksi rata-rata satu ton per bulan.
Di gerai mal, yang disajikan bukan hanya mesin dengan tiga lubang berisi es krim rasa vanila, cokelat, dan stroberi dan atraksi pelayan. Selain tempat duduk bagi pengunjung, varian es krim yang disajikan pun lebih banyak, yaitu 18 macam, disesuaikan dengan selera orang Indonesia. Harganya bervariasi mulai Rp25.000-Rp35.000 per contong atau cup. Tak hanya di mal, Zahra yang kini diwaralabakan seharga Rp150 juta ini juga kerap dipanggil untuk beragam acara, mulai dari launching perusahaan dan apartemen, pernikahan, ulangtahun, dan sebagainya. Mangkok Manis Wadah Batok Kelapa
Di kedai yang terletak di Jalan Cihampelas No 101, Bandung ini, ada beberapa menu es krim yang wadahnya cukup unik, yaitu batok kelapa. Di dalamnya, kelapa mudanya yang sudah diseleksi pun dikeruk untuk dimasukkan ke dalam menu es krim dengan varian Coconut Delight. Dengan dua scoop es krim pilihan, Anda dijamin kenyang dan puas karena ada empat topping yang ikut memeriahkan isi batok kelapa.
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR