Tidak mengubah bentuk klitoris dinilai dr Artha sangat penting karena letak klitoris yang dikelilingi oleh saraf menyebabkannya menjadi sangat peka secara seksual.
Dr. Artha menjelaskan, pemotongan klitoris sebaiknya tidak dilakukan karena klitoris memainkan peran penting dalam meningkatkan kenikmatan seksual perempuan.
“Selain itu, melalui klitoris, ekskresi kelenjar dapat terjadi di sekitar vagina," kata dr Artha.
BACA: 6 Langkah Vagina Sehat Terawat
"Menghilangkan klitoris akan menurunkan kepekaan perempuan terhadap rangsangan seksual.”
Hal yang sama juga terjadi jika yang dilakukan adalah infibulasi seperti pada sunat perempuan tipe tiga.
Labia minora (kulit luar) juga dipenuhi dengan saraf yang membuat bagian ini sensitif terhadap rangsangan seksual. Seperti klitoris, memotong labia minora juga akan membuat perempuan kurang peka terhadap stimulasi seksual.
3. Klitoris Pengaruhi Lubrikasi Vagina
Semakin banyak lubrikasi pada vagina, perempuan akan semakin siap ketika penetrasi dilakukan. Jika tidak ada klitoris, maka vagina akan kering dan penetrasi akan menyebabkan rasa sakit.
“Sehingga timbul ketakutan pada perempuan untuk melakukan hubungan badan berikutnya," kata dr Artha.
"Semuanya ini menyulitkan perempuan untuk mencapai orgasme. Menjahit mulut vagina akan menghambat masuknya penis. Rasa sakit yang dialami perempuan akan mengerikan dan jika penis berhasil melakukan penetrasi, akan menyebabkan pendarahan," kata dr Artha.
4. Sunat Perempuan Bisa Berisiko Kematian
Tingginya risiko kematian pada sunat perempuan membuat Pemerintah Indonesia secara tegas melarang sunat perempuan karena melanggar UU Kekerasan terhadap Perempuan.
Peraturan serupa juga diberlakukan parlemen Mesir yang mengesahkan UU tentang pelarangan khitan perempuan. Bagi yang melanggar akan dikenai denda 185 dollar AS sampai 900 dollar AS dan kurungan penjara antara 3 bulan dan 2 tahun.
Namun, di Asia, praktik khitan sendiri hingga saat ini masih dilakukan di Pakistan, India, Banglades, dan Malaysia.
KOMENTAR