Berbeda dengan sunat atau khitan pada laki-laki yang jelas mendatangkan manfaat kesehatan, sunat perempuan sama sekali tidak memiliki manfaat kesehatan. Sebaliknya, justru sunat perempuan berbahaya dan bisa berisiko kematian.
"Khitan bagi perempuan tidak ada manfaatnya sama sekali. Karena itu, fakultas kedokteran tidak ada yang mengajarkan khitan untuk perempuan. Kecil atau tidaknya tindakan yang dilakukan, hal itu dinilai sangat berbahaya karena berada di dalam area sensitif perempuan," kata dr Artha Budi Susila Duarsa, M Kes, dari Lembaga Studi Kependudukan dan Gender Universitas YARSI.
Nah, ketahui penjelasan di balik fakta-fakta sunat perempuan seperti yang dipaparkan dr. Artha berikut ini:
1. 4 Tipe Sunat Perempuan
Sunat perempuan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terbagi atas empat. Tipe.
Tipe pertama, yaitu memotong seluruh bagian klitoris (bagian mirip penis pada tubuh pria).
Tipe kedua, sunat perempuan yang memotong sebagian klitoris.
Tipe ketiga, menjahit atau menyempitkan mulut vagina (infibulasi).
Tipe keempat, yaitu menindik, menggores jaringan sekitar lubang vagina, atau memasukkan sesuatu ke dalam vagina agar terjadi perdarahan dengan tujuan memperkencang atau mempersempit vagina.
BACA: Tumbuh Kembang Anak Pesat Setelah Disunat, Mitos - Fakta?
Meskipun pemberlakuan khitan perempuan di Indonesia hanya pada batas tipe 4, menurut dr Artha, pemotongan klitoris sendiri tidak boleh terjadi.
2. "Menghilangkan" Klitoris Turunkan Rangsangan Seksual
Tidak mengubah bentuk klitoris dinilai dr Artha sangat penting karena letak klitoris yang dikelilingi oleh saraf menyebabkannya menjadi sangat peka secara seksual.
Dr. Artha menjelaskan, pemotongan klitoris sebaiknya tidak dilakukan karena klitoris memainkan peran penting dalam meningkatkan kenikmatan seksual perempuan.
“Selain itu, melalui klitoris, ekskresi kelenjar dapat terjadi di sekitar vagina," kata dr Artha.
BACA: 6 Langkah Vagina Sehat Terawat
"Menghilangkan klitoris akan menurunkan kepekaan perempuan terhadap rangsangan seksual.”
Hal yang sama juga terjadi jika yang dilakukan adalah infibulasi seperti pada sunat perempuan tipe tiga.
Labia minora (kulit luar) juga dipenuhi dengan saraf yang membuat bagian ini sensitif terhadap rangsangan seksual. Seperti klitoris, memotong labia minora juga akan membuat perempuan kurang peka terhadap stimulasi seksual.
3. Klitoris Pengaruhi Lubrikasi Vagina
Semakin banyak lubrikasi pada vagina, perempuan akan semakin siap ketika penetrasi dilakukan. Jika tidak ada klitoris, maka vagina akan kering dan penetrasi akan menyebabkan rasa sakit.
“Sehingga timbul ketakutan pada perempuan untuk melakukan hubungan badan berikutnya," kata dr Artha.
"Semuanya ini menyulitkan perempuan untuk mencapai orgasme. Menjahit mulut vagina akan menghambat masuknya penis. Rasa sakit yang dialami perempuan akan mengerikan dan jika penis berhasil melakukan penetrasi, akan menyebabkan pendarahan," kata dr Artha.
4. Sunat Perempuan Bisa Berisiko Kematian
Tingginya risiko kematian pada sunat perempuan membuat Pemerintah Indonesia secara tegas melarang sunat perempuan karena melanggar UU Kekerasan terhadap Perempuan.
Peraturan serupa juga diberlakukan parlemen Mesir yang mengesahkan UU tentang pelarangan khitan perempuan. Bagi yang melanggar akan dikenai denda 185 dollar AS sampai 900 dollar AS dan kurungan penjara antara 3 bulan dan 2 tahun.
Namun, di Asia, praktik khitan sendiri hingga saat ini masih dilakukan di Pakistan, India, Banglades, dan Malaysia.
KOMENTAR