Tabloidnova.com - Budi Anduk mengaku takut dengan dokter dan rumah sakit. Makanya, saat menderita sakit paru-paru parah, pemilik nama Budi Prihatin ini pun terus-terusan mengelak diantar ke rumah sakit.
Cerita sakitnya Budi ternyata diketahui betul oleh Parto, sebabnya, kepada Parto keluarga memohon agar Budi mau dibawa ke rumah sakit untuk menjalani tindakan atas cairan yang tergenang di dalam paru-parunya.
baca: Budi Anduk Sempat Curiga Dirinya Diguna-guna
"Awalnya pulang kampung lebaran (Cirebon), dadanya sesak didiagnosa ada cairan dalam paru-parunya kerendam. Istri bilang sempat disedot di dokter tapi enggak tuntas, terus Budi minta dicabut tapi dokter enggak terima. Akhirnya Bikin surat pulang atas permintaan sendiri, didiagnosa ada tumor juga," cerita Parto saat ditemui di rumah sakit Dharmais, Jakarta Barat.
Sejak sakit itu, Budi pun akhirnya memilih menjalani pengobatan alternatif ketimbang medis dari dokter.
"Dari lebaran sampai sekarang dia memilih pakai pengobatan alternative, katanya sudah disedot. Saya tahunya dari manajernya, dia kasih tahu fotonya sudah dalam kondisi parah, Budi enggak mau dibawa ke rumah sakit. Saya inisiatif bawa mobil ambulans pada Kamis malam, saya minta Budi untuk dibawa ke rumah sakit," beber Parto.
baca: Arie Untung Menyesal Tak Sempat Minta Maaf Pada Budi Anduk
"Saya bilang, ‘boleh kalau mau alternatif, tapi coba lah medis’, saya paksa. Budi tetap enggak mau, kita pulang kecewa, malam Sabtu istri akhirnya memaksa untuk ke Rumah Sakit Harum Podok Gede, tapi dokter angkat tangan karena perlengkapan kurang. Saat tahu akan dibawa ke Dharmais, Budi menolak minta pulang dan kita tetap bawa ke sini. Malam minggu sempat besuk juga, dia sudah pakai masker, dia enggak jelas pembicaraannya. Saya bilang enggak usah ngomong Budi SMS saja, eh ketawa dia. Tadinya tidur miring, sekarang terlentang. Tadi pagi dibilang istrinya, kondisi drop," lanjut Parto.
baca: Budi Anduk Akan Dimakamkan Dekat Pusara Ibunda
Saat mendapat kabar dari sang istri jika kondisi Budi memburuk, ia pun langsung menjenguk Budi. Dan benar saja, persis di depan kamar, ia mendengar tangisan histeris sang istri pertanda Budi telah tiada.
"Kebetulan saya di luar," katanya sambil menangis. "Budi sudah ikut lama dengan saya, dari mulai asisten, lalu dari ngelaba jadi koordinator penonton. Dia galau antara mau ngeband atau ngelawak. Saya bilang harus ambil keputusan, dia ambil melawak kemudian sukses. Saya mohon maaf atas nama beliau kalau dia ada kesalahan selama melawak. Mohon dibukakan pintu maaf, " kata Parto.
Novrina/Tabloidnova.com
KOMENTAR