Sejak pagi (14/1) tadi, warga Jakarta diliputi kekhawatiran. Ledakan disertai baku tembak di area Sarinah, Thamrin, membuat banyak masyarakat khawatir, panik, takut, tapi juga penasaran. Apa yang sebenarnya terjadi?
Rasa panik saat terjadi teror, bisa menimbulkan ketakutan berlebihan yang membuat kita merasa berada di posisi tidak aman. Selain merasa tidak tenang, perasaan penuh ketakutan ini pun bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang.
Menurut profesor psikologi dari Universitas Ben-Gurion, Solly Dreman, ada 5 cara untuk tidak panik ketika terjadi serangan teror seperti dilansir JPost.
1. Kurangi memantau berita
Ketika terjadi serangan terror, hampir semua televisi, radio, dan berita online memberitakan serangan. Kurangi durasi Anda memantaunya berita-berita tersebut. Tapi, bukan berarti Anda tak mau mengaksesnya sama sekali.
2. Jangan sama sekali enggak mengikuti berita
Jangan sampai, saking takutnya Anda jadi enggan mengecek berita. Bagaimanapun, kita tetap perlu mengetahui kondisi di sekitar, sehingga tetap meningkatkan kewaspadaan.
Upayakan hanya percaya pada sumber berita yang sudah terpercaya dan periksa berita dalam satu sampai tiga jam sekali. Tak usah terus-menerus memantau berita yang membuat diri sendiri semakin cemas.
3. Lebih baik mendengar radio daripada TV
Terus-menerus melihat gambar kejadian teror bisa membuat kita semakin merasa cemas. Lewat radio, kita bisa terus terinformasi tanpa benar-benar melihat kejadiannya dalam bentuk visual.
4. Kurangi intensitas membuka media sosial
Di saat serangan teror terjadi, akan ada banyak berita yang berhubungan dengan serangan, termasuk di media sosial. Sayangnya, tak semua berita yang beredar itu benar. Saat teror terjadi biasanya adalah waktu di mana berita bohong banyak "bertebaran". Jangan sampai terpancing, apalagi ikut menyebarkan berita bohong tersebut. Sebaiknya, Anda mengurangi intensitas membuka media sosial.
KOMENTAR