Tragedi ledakan alias Bom Sarinah yang terjadi kemarin (16/1) masih menyisakan kecemasan dan kekhawatiran bagi banyak orang. Namun, bagaimana dengan anak-anak?
Terpaan informasi pada anak pun bisa menyisakan kecemasan. Apalagi, ujar Najeela Shihab, pemilik Sekolah Cikal dan Inibudi.org, setiap anak memiliki tingkat kecemasan yang berbeda dan cara unik dalam mengekspresikan kecemasan.
Namun di samping itu, anak juga harus dibekali informasi yang tepat tentang teror kejahatan, agar ia terbiasa waspada dan tahu bagaimana harus bertindak saat berada di situasi teror.
“Berbicara tentang teror kekerasan dan situasi darurat pada anak, serta mengajarinya memahami informasi dengan baik, memang membutuhkan waktu dan suasana yang tepat. Kejadian khusus yang baru terjadi di lingkungan, seperti ledakan di Sarinah 14 Januari 2016 kemarin, bisa menjadi salah satu kesempatan belajar yang tepat,” terangnya.
BACA: 5 Cara Agar Tidak Panik Saat Ada Serangan Teror
Ia pun menerangkan, selalu mulai dengan mengecek perasaan anak tentang kejadian teror atau situasi darurat. Kemudian, cari tahu seberapa banyak informasi awal yang dimiliki anak. Misalnya dengan bertanya, “Bagaimana tadi kondisi sekolah?” atau “Dengar berita sore ini gak?”
“Ajak anak mengenal, melabeli, serta mengekspresikan emosinya. Ingat, setiap anak memiliki tingkat kecemasan yang berbeda dan cara mengekspresikan yang unik.”
Usai tragedi Bom Sarinah kemarin, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pun mengeluarkan panduan bagi orangtua tentang Bagaimana Bicara pada Anak tentang Kejahatan Terorisme.
Nah, apa saja yang harus diperhatikan orangtua saat bicara tentang teror kejahatan pada anak?
KOMENTAR