Anda berteman dekat dengannya sejak masih sama-sama karyawan baru. Waktu berlalu dan sahabat Anda dipromosikan untuk naik jabatan. Sebagai teman, Anda pasti ikut senang. Namun, suka atau tidak, kini ada ‘jarak’ yang memisahkan karena sang teman menjadi atasan. Lalu harus bagaimana?
Promosi kadang datang tak terduga. Siapa sangka, teman di sebelah kubikel tiba-tiba berubah menjadi atasan Anda. Atau, bila teman Anda menyelinap di sela-sela jam kerja dan bergosip tentang bos besar perusahaan, ditunjuk untuk memimpin departemen di mana Anda salah satu menjadi anggota timnya.
BACA: Benarkah Bos Wanita Lebih Menyebalkan?
Pasti awkward situation pun tak terhindarkan, ya? Dalam banyak kasus, perubahan posisi teman menjadi atasan juga mengubah hubungan pertemanan, bahkan tak jarang berakhir dengan permusuhan.
Peristiwa seperti ini sesungguhnya tidak perlu terjadi bila masing-masing pihak menyadari posisi masing-masing dan bertindak secara profesional. Enam hal berikut bisa membantu Anda menjalani ‘hubungan baru’ ini dengan mulus.
1. Beri Dukungan
Bisa saja Anda iri dengan keberhasilannya. Atau heran mengapa ia yang dapat promosi, mengapa bukan Anda? Cemburu adalah hal manusiawi. Tapi jangan biarkan hal ini menguasai Anda.
Sebagai teman, kita mestinya ikut senang dan memberikan dukungan. Sisi positifnya, sebagai orang dekat, Anda bisa belajar banyak dari keberhasilannya, sehingga siap bila sewaktu-waktu kesempatan promosi datang kepada kita.
2. Bicara Dari Hati Ke Hati
Suka atau tidak, hubungan Anda dengannya pasti berubah. Sebelum dia menjadi atasan, Anda selalu bersamanya. Dari mulai makan siang bersama, gosip-gosip cantik, hingga liburan bareng.
Bicarakan soal kemungkinan terjadinya perubahan kebiasaan. Bisa saja kegiatan itu bisa tetap dilakukan, hanya porsinya saja yang mungkin dikurangi, atau kini melibatkan teman-teman lainnya. Terutama untuk kegiatan yang berlangsung di jam kerja.
Sebagai atasan, dia harus tentu harus berbaur dengan anak buahnya (yang tidak hanya Anda), teman selevel bahkan atasannya. Waktunya tak bisa lagi hanya bersama Anda. Dengan membicarakan hal ini di awal, Anda dan teman bisa menghindari kesalahpahaman di kemudian hari.
BACA: 10 Hal yang Bikin Bos Terpukau
3. Bersikap Profesional
Dengan posisi barunya sebagai atasan, ia kini memiliki tanggung jawab dan wewenang terhadap Anda. Seperti mendelegasikan tugas, membuat evaluasi terhadap performa dan kinerja, termasuk ‘memintarkan’ anak buahnya.
Ia mungkin juga memiliki atasan dan target pekerjaan yang jauh berbeda dengan Anda. Bila ia menegur, mengoreksi atau mengkritisi pekerjaan Anda jangan dianggap sebagai serangan terhadap pribadi. Apalagi mengait-ngaitkannya dengan ‘kedekatan personal’ yang terjalin selama ini.
Bagaimana pun, ia kini atasan Anda dan ia harus bersikap adil dalam menjalankan tanggung jawabnya. Bersikaplah profesional. Don’t take things personally.
4. Jangan Mentang-mentang
Kedekatan dengan atasan tak jarang menyulitkan. Sebagai ‘temannya’ bisa jadi atasan memanfaatkan Anda sebagai sumber informasi, atau meminta bantuan Anda lebih banyak dari yang seharusnya. ‘Kamu kan teman, masak enggak mau nemenin lembur?’
Sebaliknya, sebagai bawahan, kita suka memanfaatkan kedekatan untuk memberikan kemudahan atau ‘hak istimewa’. Misal, menawar deadline pekerjaan, izin datang terlambat, izin enggak masuk kantor, dan sebagainya. Anda enggak maukan mendapat julukan anak emas,bayangan atasan atau mentang-mentang teman si bos?
BACA: 14 Kebiasaan Orang Sukses Sebelum Menyantap Sarapan
5. Pahami Keterbatasannya
Sebelumnya, tak ada rahasia di antara kita. Anda dan dia mungkin berbagi semua informasi tentang pekerjaan. Namun, sebagai atasan Anda mesti menyadari bahwa ada hal-hal yang tidak bisa ia share atau diskusikan kepada Anda, misalnya mengenai evaluasi perfoma kerja teman lainnya, kebijakan perusahaan, atau hal lain yang kini menjadi tanggung jawabnya.
6. Hindari Bergosip
Sebagai teman dekatnya, Anda mungkin mengetahui ‘rahasia’ atasan (baru). Jangan bergosip tentangnya hanya agar Anda kelihatan hebat di antara rekan-rekan kerja lainnya.
BACA: Rahasiakan Ini dari Bos!
Sebagai teman, ia tentu akan sakit hati bila Anda berbicara buruk tentangnya. Dan ingat, sebagai atasan, ia punya ‘kuasa’ untuk ‘membalas perlakuan Anda. Bisa bahaya, kan?
Emma Aliudin
KOMENTAR