Kale masuk dalam daftar sayuran hijau yang disarankan untuk dikonsumsi sebagai makanan sehat. Tidak hanya bagi mereka yang vegetarian, sayur kale juga direkomendasikan untuk dikonsumsi demi kesehatan.
Manfaat vitamin dan nutrisi kale setara dengan bayam. Kale yang berasal dari Asia ini juga tumbuh subur di Indonesia. Terdapat kandungan 11 vitamin dan 9 nutrisi pada sayur kale. Daun kale memang mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Manfaat sayur kale untuk kesehatan berasal dari kandungannya yang kaya akan vitamin A, D, E, K, C, B1, B2, B3, B6,B9, K, kolin, zat besi, magnesium, mangan, fosfor, dan garam seperti K, Na dan Zn.
Baca: Tips Masak Sayur yang Tepat Agar Nutrisinya Terjaga
Zat besi dari kale memberi peranan penting untuk kesehatan darah. Seluruh kandungan vitamin dan antioksidannya sangat penting untuk memerangi penyakit kanker. Makronutrien dan mikronutrien yang terkandung di dalamnya sangat baik untuk metabolisme tubuh. Kalori dari kale juga sangat rendah, sehingga ia laris diminati orang-orang yang sedang diet.
Baca: Mengapa Harus Makan 2 Buah dan 5 Sayur Tiap Hari?
Kale termasuk ke dalam golongan sayur kubis atau kol, sering disebut sebagai saudara kembar brokoli karena mirip secara bentuk dan kandungan nutrisinya. Pengolahannya pun cenderung mudah seperti sayur biasa, bisa diolah dengan dimasak, dijadikan salad, dan dibuat menjadi jus. Daun kale juga bisa dijadikan keripik sayur yang renyah, yang bisa dijadikan alternatif makan sayur untuk anak-anak yang susah makan sayur.
Baca: Mengenal 8 Jenis Labu yang Kaya Manfaat
Walau sering diidentikkan untuk mencegah dan mengurangi penyakit kronis tertentu, manfaat kale justru tidak sebatas itu. Nutrisi yang terdapat pada kale membawa keuntungan bagi yang mengonsumsinya.
Baca: Khasiat Buah dan Sayur Berdasarkan Warnanya
Mengonsumsi kale dalam jumlah yang banyak juga tidak berbahaya, kecuali bagi orang yang memiliki masalah dengan kelenjar tiroid dan batu ginjal. Hal ini disebabkan karena kale yang mengandung glucosinolate dapat memperbesar kelenjar tiroid dan asam oksalat yang kurang baik bagi penderita batu ginjal.
Tika Anggreni Purba/intisari-online.com
Sumber: Discoverkale UK
KOMENTAR