Marah atau ngambek karena menginginkan sesuatu merupakan hal wajar yang sering dilakukan Si Kecil. Biasanya, mereka akan merajuk atau bahkan sampai menangis jika dilarang melakukan sesuatu atau dicegah mengonsumsi makanan kesukaan mereka seperti permen atau minuman soda.
Saking marahnya, bahkan ada pula anak yang menghentakkan kaki atau melempar sebuah benda untuk menunjukkan ekspresinya.
Sebagai orangtua, kita kerap tidak menyadari wujud ekspresi anak kenapa sampai menangis, apakah hanya karena kekesalan karena keinginannya tidak dituruti, ataukah karena kesedihan karena merasa diperlakukan buruk dengan orang sekelilingnya.
Mengapa hal tersebut penting? Pasalnya, perasaan sakit hati yang dialami anak bisa berujung pada kepahitan, secara psikologis, anak bisa saja terluka karena perlakukan kita yang menganggapnya sepele. Nah, air mata kemarahan juga sering tumpah jika sakit hati itu terlalu lama dipendam.
Dilansir oleh Mommyish, anak-anak yang merasa dirinya diperlakukan tidak adil, selalu disalahkan dan pilih kasih cenderung akan mengalami kondisi tersebut. Di sisi lain, ia menangis karena sakit hati, namun di satu sisi hal tersebut diikuti dengan rasa jengkel, frustasi atau depresi.
Baca Juga: 6 Trik Meredakan Tangisan Bayi
Saran psikologis bagi para orangtua soal masalah ini ialah melakukan rekonsiliasi jika terlibat pertengkaran dengan Si Kecil. Hindari melakukan kekerasan fisik dan psikis yang akan berbekas pada anak. Peringatan verbal yang beralasan dan masuk logika sangat dianjurkan untuk menghindari perasaan anak diintimidasi oleh orangtuanya sendiri.
Kemukakan kesalahan anak dan jelaskan apa dampaknya bagi diri dan sekelilingnya. Tanamkan kepekaan serta rasa tanggung jawab pada anak agar secara psikologis anak mulai memahaminya tanpa adanya paksaan.
Source | : | mommysh |
Penulis | : | Dok Grid |
Editor | : | optimization |
KOMENTAR