BACA: Menyiasati Beban Menjadi Ibu di Era Media Sosial
Koneksi online juga memberi kesempatan untuk terhubung satu sama lain dan mengatasi jarak fisik.
Pamela juga tidak sepakat dengan anggapan bahwa orang tidak jujur dalam berkomunikasi melalui media sosial. Seseorang bisa saja mempresentasikan dirinya secara berbeda di media sosial, tapi itu bukan berarti ia berbohong atau melulu melakukan pencitraan.
Pamela menganalogikannya dengan cara orang berbusana untuk kesempatan yang berbeda. Menurutnya, hal itu sebagai bentuk sikap atau tindakan manusia untuk menyesuaikan atau bertindak sesuai konteks yang dihadapi.
Pandangan Pamela sejalan dengan hasil penelitan Catalina Tomadari University of Winconsin, yang dipublikasikan pertengahan tahun lalu.
Dalam penelitian berjudul The Couple Who Facebooks Together, Stays Together, Toma menguraikan bahwa dengan memublikasikan hubungan cinta, pelakunya terdorong untuk bertindak dengan cara yang sesuai dan konsisten dengan apa yang ia presentasikan pada ‘dunia’.
Dengan kata lain, mereka yang menunjukkan kebahagiaannya bersama pasangan di media sosial, terbukti memang menjalani hubungan yang memuaskan.
Toh, bukan berarti kita bebas membordir timeline media sosial dengan kisah cinta ala serial drama Korea. Sesuatu yang berlebihan memiliki potensi merusak dan ada baiknya dihindari. Posting berlebihan atau pamer kemesraan bisa membuat Anda terkena ‘sanksi sosial’ dan tidak disukai dalam lingkup pergaulan di media sosial.
Jadi jangan heran bila tanpa disadari, Anda tak lagi ada di daftar pertemanan teman-teman Anda. Selain itu, waspada pula potensi bahaya yang bisa mengintai. Di masa sekarang ini banyak kejahatan dilakukan bermodalkan informasi yang diperoleh di media sosial. Jadi tak perlu setiap kali meninggalkan jejak Anda sedang bersama pasangan.
Semakin banyak informasi semakin besar celah untuk disalahgunakan. Pertimbangkan dengan baik setiap kali akan melakukan posting, baik berupa status atau pun ketika mengunggah gambar. Berikan privasi untuk Anda berdua dan nikmati hubungan indah yang sesungguhnya. Bukan untuk mengundang kekaguman, membuat teman iri, atau demi mengejar ‘like’ semata.
Emma Aliudin
KOMENTAR