Tabloidnova.com - Julia Nur Aisyah (9) duduk membisu di Mapolsek Seririt, Minggu (24/4/2016).
Julia sedang menjalani pemeriksaan oleh penyidik atas dugaan kasus penganiyaan yang dilakukan ibu tirinya.
Julia mendatangi Polsek Seririt ditemani Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Maya Seririt, Hidayah dan Babinkamtibmas Seririt, Aiptu Gede Ngurah Ratmaja.
Dari raut wajahnya terlihat bocah sembilan tahun ini nampak trauma.
Di bagian pipi kanan terdapat bekas luka yang telah mengering dan kedua kakinya terdapat beberapa luka yang hampir sama. MI atau setingkat SD ini merupakan luka bekas cubitan.
Hampir setiap hari selama setahun bocah ini mengalami penyiksaan oleh ibu tirinya berinisial EN sejak menikah dengan ayah kandungnya, MT. Ia mengaku curiga dengan perilaku Julia di sekolah yang selalu murung saat jam pelajaran. Bahkan seringkali bocah ini tidak membawa alat tulis di sekolah dan penampilannya tidak terawat.
Guru-guru di sekolah seringkali merasa kasihan kepada bocah tersebut dan memberinya alat tulis untuk belajar.
Namun keesokan harinya Julia tidak membawa alat tulis yang diberikan gurunya.
Sikap bocah ini semakin menambah perasaan guru-guru di sekolah semakin curiga.
“Tapi dia selalu bilang ketinggalan, tidak ada apa-apa di rumah. Meski begitu kami masih merasa curiga, ada apa sebenarnya, kami akhirnya berusaha cari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada anak ini,” katanya.
Baca juga: Disiksa Majikan, Pipi Pembantu Rumah Tangga Ini Melepuh
Kecurigaan pihak sekolah ini semakin bertambah karena dari raut wajah Julia ini seolah menyimpan beban yang berat dalam hidupnya. “Dia ini selalu murung, seperti tertekan sekali hidupnya,” ucapnya.
Saat berusaha didekati secara perlahan, Julia akhirnya bersedia bercerita tentang kehidupannya di rumah. Kepada Hidayah, bocah ini mengaku kerap mendapatkan perlakuan kasar dari ibu tirinya.
Ibunya itu kerap marah-marah tanpa alasan jelas dan menyiksanya dengan cara mencubit cukup keras.
“Dia akhirnya cerita kalau sering disiksa ibu tirinya. Dia katanya sering dicubiti dengan keras sampai banyak bekas lukanya,” ujarnya.
Pihak sekolah lantas berupaya memanggil kedua orangtua Julia untuk meminta penjelasan kondisi bocah tersebut. Namun setiap kali dipanggil ke sekolah, orangtuanya tidak pernah datang.
Lugas Wicaksono / Tribun Bali
Rilis Inclusivision Project, Honda Beri Wadah Teman Color Blind Ekspresikan Diri
KOMENTAR