Jujur, setelah mengetahui kehamilan ini, perasaanku kembali campur aduk. Aku tahu seharusnya aku bahagia mengetahui bahwa ada janin yang menghuni rahimku, buah cintaku dengan suamiku. Tapi sekarang suamiku sudah tiada. Dan banyak pertanyaan pun kembali menghampiri pikiranku. Aku bingung bercampur sedih, tapi juga bahagia. Semoga anak ini kelak membawa sukacita dan menghapus semua duka dari kehidupan keluarga kami.
Hukum Harus Ditegakkan
Di mataku, suamiku adalah sosok yang baik hati dan dewasa. Dia tidak pernah mempermasalahkan hal-hal yang kecil.m Yang menurutnya tidak penting selalu diusahakannya untuk dihilangkan. Selama sembilan tahun berpacaran, ditambah hampir satu setengah tahun menikah, aku merasa tidak hanya sebagai pacar atau istri, tapi sudah seperti adiknya sendiri. Dia selalu sabar mengajarkan hal-hal yang positif padaku. Dia selalu menasihatiku.
Kalau misalnya ada masalah, dia sebagai problem solver buatku. Kalau aku merasa tidak mampu, aku pasti melapor ke dia. Apapun itu, aku selalu berdiskusi dengan dia. Sekarang sosok itu sudah tidak ada. Tapi aku percaya, rencana Tuhan lebih indah. Sekarang aku hanya bisa meneruskan hidup ini. Life must go on. Aku masih akan terus bekerja, menafkahi diri dan keluarga serta kelak anakku.
Aku tidak tahu tantangan apa yang menantiku di depan. Tapi aku tinggal berserah saja. Walaupun memang saat itu, pihak DJP sempat menyampaikan padaku bahwa mereka akan memberikan tunjangan yang layak untukku dan anakku kelak. Aku berharap semua memang bisa terwujud.
Soal proses hukum yang sedang berjalan, aku tidak mau terlalu ambil pusing. Awalnya memang aku banyak bertanya. Tapi seiring waktu, aku sudah tidak ingin tahu lagi. Aku pasrah saja. Yang penting aku tak putus berdoa. Apa pun yang telah dilakukan oleh pembunuh suamiku, biar pihak yang berwenang yang menegakkan keadilan. Mau dihukumnya seperti apa, aku tidak mengerti. Tapi satu yang kutahu, hukum harus ditegakkan. Pembunuh suamiku harus diberi ganjaran yang sesuai dengan apa yang dia lakukan. Itu saja.
Sekarang, setiap rasa sedih datang, aku hanya bisa berdoa pada Tuhan. Aku percaya di balik semua duka pasti ada suka. Selamat jalan, Suamiku...Bahagialah di surga…
Yetta Angelina purba
KOMENTAR