Merebaknya kasus kejahatan seksual pada anak membuat orangtua semakin resah. Menurut Dr. Ikhlasiah Dalimoenthe, M.Si., dosen Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, tantangan pengasuhan anak semakin tinggi dan berisiko.
Terjangan arus deras pornografi, bullying antar teman ataupun keluarga, termasuk kekerasan seksual yang mengintai, membuat orangtua harus lebih membekali anak dengan pendidikan seks sejak dini.
Berdasarkan data Komnas Perlindungan Anak pada 2013, disebutkan bahwa 135 anak Indonesia menjadi korban kekerasan seksual setiap bulannya, kekerasan seksual terjadi di 12 provinsi, dan kasus incest (hubungan seks sesama anggota keluarga) juga tinggi.
“Hal tersebut mengindikasikan adanya sesuatu yang kurang dalam pendidikan yang dilakukan oleh orangtua di dalam keluarga, juga perubahan yang signifikan di lingkungan sosial masyarakat yang turut men-support perubahan sikap-perilaku anak dan remaja,” terang Ikhlasiah.
BACA: Memahami Tahapan Seksual Anak
Karena itu, salah satu upaya penting yang perlu dilakukan orangtua adalah memberikan pendidikan seks pada anak sejak dini. Seperti apa dan bagaimana? Berikut penjelasan selengkapnya tentang pendidikan seks untuk anak balita alias usia 0 - 5 tahun.
1. Perbanyak waktu bersama anak
Pada dasarnya, di rentang usia ini anak memang belum bisa menjaga dirinya sendiri, jadi sebaiknya anak lebih banyak bersama orangtua.
2. Pancing Cerita
Sejak usia ini, biasakan anak untuk selalu bercerita dan mengungkapkan apa saja yang ia rasakan, lihat atau alami.
3. Tentang Tubuh
Ajarkan bahwa tubuhnya berharga. Minta anak untuk mengenakan pakaian yang cukup menutupi sekitar paha dan kemaluannya. Anak harus menjaga dan memelihara dirinya dengan baik. Katakan kepada anak, ”Jangan lupa ya Sayang, badan Adek ini sangat penting. Jadi tidak sembarangan orang boleh pegang atau elus elus badan Adek , ya, ngerti kan?”
KOMENTAR