Menurut Hana Yasmira, Parenting Communication Specialist di HARA Parenting. Kekerasan seksual pada anak merupakan kasus penting yang segera harus ditindaklanjuti dan mendapat perhatian khusus oleh instansi pemerintah terkait.
Apalagi, sekarang ini perkembangan teknologi kian modern dan canggih sehingga peluang terjadinya kasus kekerasan seksual pada anak lebih besar. Ini yang menyebabkan begitu banyak peristiwa kekerasan seksual pada anak yang justru dimulai dari penipuan melalui situs pertemanan sosial di internet.
“Anda harus menambahkan detail lain, apalagi jika misalnya anak sudah diizinkan bersosialisasi di dunia maya. Ajak dia bicara. Sampaikan hal-hal apa saja yang harus ia waspadai dari pertemanan di media sosial. Beri aturan yang tegas, misalnya ia dilarang untuk alasan apa pun menemui teman yang hanya dia kenal di dunia maya, ia tidak boleh memberikan informasi rinci tentang dirinya dan keluarga,” saran Hana panjang lebar.
Baca: Aturan "Pakaian Dalam" Jauhkan Anak dari Pelecehan Seksual
Tak hanya itu saja, Hana juga merekomendasikan kita para orangtua untuk wajib menjelaskan soal modus kejahatan dunia maya, termasuk cyber bullying. Pastikan anak paham dan waspada pada predator online yang selalu berusaha mencari korban baru untuk dijadikan sasaran penculikan, perkosaan, perdagangan anak, atau tindak kriminal lainnya.
Agar anak nyaman dan mau bersikap terbuka kepada Anda, posisikan selalu diri Anda sebagai sosok yang bisa ditanya.
“Ini berarti, apapun pertanyaan anak (meski Anda merasa sangat risih mendengarnya), Anda harus bisa menunjukkan sikap positif,” kata Hana.
Baca: Perempuan dan Anak-anak Masih Sering Menjadi Korban Kekerasan Seksual
Jika pun pertanyaan anak diajukan saat Anda tidak siap menjawab, katakan dengan jujur, seperti “Ibu kaget dengan pertanyaanmu, karena waktu Ibu seumur kamu Ibu tidak terbiasa membicarakan masalah seks dengan orangtua. Tapi sekarang Ibu senang kamu menanyakannya. Tunggu sebentar, beri waktu Ibu untuk berpikir. Ibu akan jawab pertanyaan itu.”
Terpenting, anak membutuhkan waktu untuk bisa menyerap dan memahami informasi Anda. Gaya penyampaian sekaligus cara penjelasan juga harus menekankan pada sifat preventif secara lembut namun tegas sehingga anak mengerti maksud Anda.
“Maka orangtua harus mengulang pembicaraan secara regular. Ingatkan anak secara berkala. Jangan pernah berpikir satu kali pembicaraan sudah cukup menghindari anak dari kejahatan seksual yang mengintai,” pesan Hana.
Baca: 4 Metode untuk Mengungkap Kasus Kekerasan Seksual pada Anak
Mengintip Isi Buku "Cabai Kering pada Khazanah Masakan Melayu", Ada Resep Sambal Bilis hingga Otak-otak
KOMENTAR