Pernikahan di era modern rasanya membuat perempuan tak sungkan minta bantuan suami untuk urusan rumah tangga. Termasuk saat Lebaran tiba dan asisten rumah tangga (ART) Anda pulang kampung. Agar suami terdorong untuk membantu meringankan pekerjaan di rumah, ikuti cara berikut.
Pasangan manapun tentu menginginkan kehidupan rumah tangga yang harmonis. Tujuan ini perlu dingat kembali meski sudah bertahun-tahun mengarungi pernikahan dan memiliki buah hati. Komunikasi menjadi hal yang penting dalam berumah tangga. Begitu pula ketika ingin melibatkan suami dalam pekerjaan rumah tangga.
Menurut psikolog klinis dewasa, Noviani Adeleyna S.Psi., M.Psi, sebaiknya jika butuh bantuan pasangan bicarakan secara jujur dan terbuka pembagian tugas rumah tangga yang Anda inginkan. Misalnya, mengasuh anak, menemani anak belajar, berbelanja kebutuhan rumah tangga, dan lainnya.
BACA: Agar Anak Mandiri Saat ART Mudik
“Lakukan negosiasi dan kompromi, sehingga terwujud kesepakatan dan jalinan kerja sama yang baik dalam menangani peran dan tanggung jawab rumah tangga.”
Pembagian tugas ini, tambahnya, harus terasa adil oleh masing-masing pihak. Karena jika salah satu pihak ada yang merasa tidak adil, akan membuat salah satu merasa terbebani dan awal ketidakbahagiaan dari sebuah perkawinan.
Nah, bagaimana cara sukses kompromi dengan pasangan saat ART mudik?
1. Merinci Tugas Prioritas
Cari tahu pekerjaan rumah apa yang yang menjadi prioritas Anda berdua? Kemudian catat rincian tugas tersebut baik harian maupun mingguan. Dengan begitu suami tahu apa yang biasanya Anda dan ART kerjakan.
Contohnya, merapikan rumah, menyapu, mengepel lantai, cuci dan setrika baju, belanja bulanan, cuci piring, bayar tagihan, sapu halaman, antar anak sekolah, mendampingi anak belajar, dll. Jangan lupa urutkan dari yang termudah hingga terberat, berapa lama waktu yang dihabiskan dan frekuensinya.
Di sini Anda dan pasangan bisa berkompromi jika ada salah satu pekerjaan yang dirasa cukup sulit atau tak disukai untuk dikerjakan. Daftar ini bisa ditempel di kulkas atau lemari agar Anda berdua tak lupa.
BACA: Tahun Pertama Puasa Bersama Suami? Ini 10 Langkah Agar Hubungan Kian Matang
2. Jangan Memerintah
Pasangan bukan pembaca pikiran. Katakan apa yang Anda rasakan. Namun, hindari kalimat bernada perintah, ya. Minta lah dengan baik-baik dan diucapkan dengan santai, seperti, “Ayah, filter AC sudah kotor. Boleh ya, minta tolong dibersihkan besok?”
Karena Anda meminta tolong, lepaskan ego Anda untuk mengatur. Biarkan pasangan menemukan cara untuk menyelesaikan tugasnya.
3. Hindari Menyalahkan
Memang, sih, tak melulu hasil pekerjaan suami sesuai ekspektasi Anda. Karena ini hal baru lebih baik beritahu dengan detail cara mengerjakannya. Memang butuh waktu mengubah rutinitas dan kebiasaan lama, terutama jika selama ini Andalah yang mengerjakan urusan rumah.
Atau Anda bisa memberi pekerjaan yang mudah sampai suami tampak lebih siap mengatasi tugas yang berat seperti mencuci baju.
Meski hasilnya tak sempurna, ada baiknya tidak mengkritik atau menyalahkannya. Percayalah hal ini hanya buang-buang energi dan waktu. Dengan Anda bersikap fleksibel, suami akan lebih ringan membantu pekerjaan rumah.
4. Rekatkan Hubungan
Disadari atau tidak, sebenarnya dengan terbiasa melakukan kegiatan beres-beres rumah yang melibatkan seluruh anggota keluarga mampu merekatkan hubungan sebagai tim yang kompak. Ketika yang satu tidak menyelesaikan bagiannya, yang satu lagi tidak dapat menyelesaikan pekerjaan.
Contoh jika kakak tidak selesai menyapu, maka ayah tidak akan bisa mengepel. Dari sini keterikatan antar keluarga dapat terjalin, dan anak dapat belajar dengan tanggung jawab yang dimilikinya.
“Hubungan ayah dan anak pun akan lebih erat. Hal ini akan membawa pengaruh yang baik pula bagi proses tumbuh kembang anak Anda, dengan adanya keterikatan dan kedekatan antar ayah dan anak,” ujar Ade.
Bahkan, seorang anak laki-laki yang sedari kecil melihat figur seorang ayah yang family man, penyayang dan tidak enggan membantu pekerjaan istri maka akan menerapkan hal yang sama kelak ketika ia berumah tangga.
Ade pun menekankan, jika kondisi demikian sudah dibiasakan maka tak ada lagi ketergantungan pada kehadiran ART.
“Tugas mereka hanya membantu, sehingga jika suatu saat ART tidak ada, hal ini bukan masalah yang besar karena kebiasaan membantu yang dilakukan sejak kecil akan terasa ringan dikerjakan. Sehingga kehidupan rumah tangga tidak selamanya bergantung pada ART.”
BACA: Kisah Kompak Suami Istri: "Bahagia di Rumah Itu, Ada Kamu!"
5. Hargai & Terima Kasih
Jangan pelit membiasakan bilang terima kasih pada pasangan setiap waktu. Kontribusi Anda berdua adalah aset untuk keharmonisan rumah tangga. Semakin Anda menunjukkan penghargaan pada suami, ia akan merasa dihargai.
Hal ini akan mendorong pasangan untuk berusaha lebih baik. Tunjukan rasa terima kasih dengan membuatkan minuman favoritnya atau kecupan hangat usai pekerjaan rumah tangga selesai.
6. Batasi Waktu
Apa iya seharian penuh harus dihabiskan untuk membereskan rumah? Bisa-bisa pasangan kapok karena sebal dan merasa lelah.
Solusinya, buat daftar bergilir untuk sejumlah pekerjaan. Jangan lupa beristirahat ya, dan bebaskan diri sejenak dari tugas rumah tangga.
7. Andalkan Teknologi
Agar agenda bersih-bersih rumah makin menyenangkan, andalkan teknologi yang memudahkan pekerjaan rumah tangga. Seperti mesin cuci, vacum cleaner, dll.
8. Bantuan dari Luar
Jika pasangan benar-benar sulit dimintai tolong untuk membantu Anda, setidaknya masih ada 2 pilihan yang bisa diputuskan bersama. Yaitu, kembali mempekerjakan ART atau mengurangi daftar pekerjaan rumah yang selama ini menjadi tugas Anda.
ADE RYANI HMK
Penulis | : | Ade Ryani HMK |
Editor | : | nova.id |
KOMENTAR