Sebagian dari Anda mungkin merasa lebih aman dan sehat mengonsumsi segala jenis makanan atau minuman berlabel for diet yang rendah kalori. Padahal, nyatanya soda diet tak lebih sehat ketimbang mengonsumsi soda biasa.
Menakutkannya lagi, pemanis buatan justru bisa meningkatkan keinginan untuk makan lebih banyak ketimbang saat Anda mengonsumsi gula asli. Dengan kata lain, efek pemanis buatan justru meningkatkan nafsu makan.
Untuk melihat efek pemanis buatan dibanding dengan gula asli, para peneliti yang menerbitkan temuan mereka dalam jurnal Cell Metabolism melakukan percobaan terhadap tikus dan mendapat hasil yang sama: tikus yang diberi makanan dengan gula palsu selama tujuh hari, makan 50 persen lebih banyak ketimbang tikus yang diberi makanan dengan gula asli. Dalam hal ini, tikus memiliki keterlibatan impuls saraf yang sama dengan manusia.
Baca: Selain Penuaan Dini, Ini Efek Mengerikan Minuman Bersoda Bagi Tubuh
Peneliti menemukan bahwa pusat-pusat reward otak mengasosiasikan rasa manis dengan harapan bahwa akan ada banyak kalori yang datang. Karena, makanan dengan pemanis buatan memberikan kalori lebih sedikit ketimbang yang diharapkan otak, maka otak menempatkan panggilan untuk mendapatkan lebih banyak makanan.
Sehingga, ketika asupan manis tidak memberikan energi seimbang untuk jangka waktu tertentu, otak akan meningkatkan sinyal untuk meningkatkan jumlah kalori yang dikonsumsi dan Anda seakan ingin makan terus.
Baca: 12 Cara Soda Merusak Tubuh Anda
Walau Scientific American berpendapat masih terlalu dini untuk sepenuhnya menerapkan temuan ini bagi manusia, kasus obesitas akibat pemanis buatan semakin kuat dari hari ke hari.
Peneliti juga mencatat, penelitian ini bukan untuk mengatakan bahwa Anda lebih baik mengonsumsi minum soda biasa, sebab keduanya sama tidak sehatnya. Dalam sekaleng soda biasa, terkandung jumlah gula yang melebihi kebutuhan harian gula, bahkan sebelum Anda menghabiskannya.
Baca: Begini Cara Membaca Label Produk Makanan dari BPOM
Namun, para ahli percaya ada beberapa konsekuensi metabolik saat Anda mulai sering mengonsumsi pemanis buatan.
Bestari Kumala Dewi/KompasHealth
Sumber: Foxnews
KOMENTAR