Rizma Uldiandari (26) menjadi perbicangan di dunia maya lantaran wanita berparas cantik itu memilih menjadi guru SD di Kabupaten Tegal.
Awalnya, ia tidak mempunyai cita-cita berprofesi sebagai guru SD. Usai menyelesaikan SMA, guru SD Negeri 2 Karangmangu Kabupaten Tegal itu sempat mengambil Jurusan Keperawatan di Akademi Keperawatan (Akper) Pemerintah Kota Tegal.
Namun, ia berhenti dan tidak melanjutkannya pada semester awal. Ia pun pindah ke Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Semarang.
Alasannya, ia merasa prihatin saat melihat anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya putus sekolah. Kemudian, ia pun memutuskan untuk mengajari anak-anak tersebut membaca dan menulis sampai akhirnya berkeinginan masuk jurusan PGSD.
"Saat kuliah di Akper, saya melihat banyak anak-anak di dekat rumah putus sekolah. Saya pun mengajari mereka di rumah sendiri dan akhirnya saya kuliah di PGSD," kata Rizma saat dihubungi, Minggu (7/8/2016).
Warga Desa Pecabean, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal itu sudah menjadi guru SD sejak 2010 lalu. Statusnya saat ini masih menjadi guru honorer dengan honor pokok sekitar Rp 75 ribu perbulan.
Meskipun demikian, menurutnya, hal tersebut tidak mengurangi peranannya untuk tetap mengabdi mencerdaskan anak bangsa.
Baca juga: Guru SD Cantik Ini Rela Dapat Honor Rp 75 Ribu per Bulan
Ia mengakui penghasilannya selama ini masih kurang. Namun, di sisi lain, ia bahagia bisa terlibat untuk menjadikan manusia terdidik dan bermoral.
"Kalau honor memang bisa dikatakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Namun tidak mengurangi pengabdian saya untuk melakukan pekerjaan mulia ini. Saya yakin akan berbuah manis di masa mendatang," jelasnya.
Terkait honor, ia tetap meminta pemerintah Kabupaten Tegal memperhatikan nasib guru honorer. Bagaimanapun juga, kata dia, dilihat dari segi peranan, guru honorer sama dengan guru yang sudah diangkat menjadi PNS.
Rizma pun tetap berkeinginan menjadi PNS. Jika ada tes seleksi CPNS, ia akan mengikutinya.
Saat ini, ia akan tetap bertahan dengan statusnya sebagai guru honorer meski dengan penghasilan minim. Padahal, banyak orang yang menawarkan pekerjaan lebih baik dari segi penghasilan.
"Bertemu anak dan memberikan ilmu kepada mereka, sudah cukup memberikan saya kebahagiaan," ujarnya.
Untuk menambah penghasilan, ia pun membuka kursus atau les pelajaran di rumahnya pada malam hari.
Mamdukh Adi Priyanto / Tribun Jateng
KOMENTAR