Para ahli yang selama ini melacak keberadaan pesawat MH370 milik Malaysia Airlines sedang berusaha untuk menentukan area pencarian yang baru.
Hal itu akan dilakukan dengan mencermati lokasi penemuan pertama potongan sayap Boeing 777 yang membawa 239 orang dan hilang di Samudera India dua tahun silam.
Kantor berita Associated Press, Jumat (19/8/2016), melaporkan perkembangan terbaru itu dengan mengutip keterangan dari ketua tim ahli pelacak keberadaan pesawat MH370 itu.
Petugas berencana melakukan tahap lanjutan pencarian dengan sonar laut dalam atas pesawat Malaysia itu setelah 120.000 km persegi telah dijelajahi tetapi tidak mendapatkan hasil.
Kepala Biro Keselamatan Transportasi Australia Greg Hood mengatakan, pencarian baru akan memerlukan komitmen pembiayaan yang baru dari Malaysia, Australia, dan China.
Pada Juli lalu penggalangan dana 160 juta dollar AS telah ditangguhkan akibat tidak ada hasil signifikan atau kemajuan dalam pencarian selama dua tahun, kecuali jika ada penemuan bukti baru.
Baca juga: Terungkap, Pilot MH370 Lakukan Simulasi Terbang ke Samudra Hindia
Menurut Hood, jika pencarian tidak dilakukan di daerah yang telah ditentukan, maka pencarian akan dilakukan di tempat lain di sekitar area pencarian sebelumnya.
Analisis lebih lanjut atas potongan sayap yang dikenal sebagai flaperon diharapkan akan membantu mempersempit area pencarian baru.
Potongan sayap MH370 itu ditemukan di Pulau Reunion di lepas pantai Afrika pada Juli 2015, atau tepat 15 bulan setelah pesawat itu hilang.
Enam replika flaperon akan dikirim ke departemen oseanografi Organisasi Penelitian Industrial dan Keilmuan Persemakmuran Australia.
Hood mengatakan, ilmuwan di departemen tersebut akan menentukan tentang kondisi angin dan arus yang mempengaruhi sehingga flaperon tersebut bisa mengapung.
Pascal S Bin Saju / Kompas.com
KOMENTAR