Aku sudah kerapkali melarang Yuni ngemil banyak-banyak dan menjaga pola makanan supaya badannya tidak terus membesar. Tetapi mungkin karena sudah tidak bisa mengerem keinginannya, dia kadang malah marah setiap kali aku nasehati. “Gak urus meski badanku makin besar,” katanya dengan nada sewot.
Aku memang agak kewalahan membatasi asupan makan Yuni karena porsi ngemilnya memang luar biasa. Misalnya saja di rumah ada buah pisang, kalau tidak disimpan di tempat tertentu pasti akan langsung dia ambil tanpa sepengetahuanku, apalagi kalau aku tidak ada di rumah. Dan untuk pisang, paling tidak sekali santap ia bisa menghabiskan 4 buah, bisa lebih kalau tidak dibatasi.
Demikian pula pagi atau siang hari ketika aku tidak ada di riumah, secara diam-diam Yuni akan keluar membeli makanan yang lewat sebagai cemilan. Makanya, aku berusaha memberinya makan tiga kali sehari supaya tidak terlalu banyak makan jajanan.
Dan, sejak badannya makin membesar, Yuni tak mau lagi main keluar rumah dengan teman-temannya sebab dia selalu teriak-teriak digoda. Lucu memang kalau di luaran teman-temannya menggoda. Makanan cemilan yang ia bawa diumpetin oleh teman-temannya dan kalau sudah kesal Yuni akan berteriak-teriak memanggilku sebab dia tidak bisa bergerak leluasa mengejar teman yang menjahilinya.
Tapi, meski badannya sangat besar, ketika di rumah dia bisa melakukan aktivitas pribadinya tanpa bantuan orang lain. Misalnya mengambil makan, ke kamar mandi, ganti baju dan sebagainya. Dan kalau kuamati Yuni memang sudah sampai tahap kesulitan menahan nafsu makan ketimbang menumbuhkan kesadaran supaya badannya tidak semakin membesar.
Tapi, lagi-lagi selama ini aku biarkan saja ia tumbuh seperti itu karena nyaris tak pernah ada persoalan kesehatan.
KOMENTAR