Pernah juga dalam suatu acara di kawasan Lembang, Jawa Barat, aku melihat ada seorang bapak duduk sendirian dan terlihat kedinginan. Setelah aku hampiri, bapak itu mengaku sedang menunggu untuk menjemput anaknya yang tengah mengikuti kegiatan yang kami tangani. Meski begitu, bapak itu aku servis seperti peserta yang lain. Siapa sangka, bapak itu adalah seorang pejabat di sebuah Kementerian. Beberapa hari kemudian aku dipanggil untuk menangani sebuah kegiatan di Kementerian tersebut.
Saat ini kami memiliki 10 karyawan. Ada juga karyawan freelance yang dapat dihubungi sesuai dengan kebutuhan. Aku menangani 70% Kementerian dan BUMN, sisanya perusahaan swasta. Total ada sekitar 40-an perusahaan yang kami tangani dari seluruh Indonesia.
Acara yang kami selenggarakan juga pernah dilakukan di luar negeri. Namun sejak 2014, aku dan suami sepakat untuk membuat acara di Indonesia saja. Masih banyak tempat-tempat bagus di Indonesia yang belum dieksplor.
Awalnya, ketika kami menyelenggarakan kegiatan di Thailand. Ketika aku membawa rombongan melihat sebuah candi, tanpa sengaja aku dengar obrolan dua orang bule. Keduanya tengah membahas candi yang kami kunjungi. Salah seorang bule berkata candi itu masih kalah bagus dibandingkan candi Borobudur di Indonesia. Sejak saat itu, saya sebisa mungkin mengarahkan klien untuk memilih tempat di Indonesia saja. Ada klien yang akhirnya memilih Bromo dibanding Bangkok, atau memilih Yogyakarta dibanding Singapura, dan lain-lain.
Itu mengapa jika aku dan suami ada waktu luang, kami mengunjungi berbagai tempat baru di Indonesia. Berlibur sekalian survei. Kami juga mencari tahu bagaimana kesiapan daerah tersebut untuk menerima rombongan. Misalnya, saat kami ke Pahawang, Lampung. Untuk menuju kesana harus menggunakan perahu nelayan. Nah, kami pun meningkatkan servis dan mengedukasi nelayan, agar ketika membawa rombongan nanti, nelayan sudah sadar wisata dan berlaku seperti layaknya seorang guide.
Walau telah memiliki dan menangani banyak klien, bukan berarti kami langsung ditunjuk untuk menangani sebuah acara. Sama seperti perusahaan di bidang yang sama, kami juga harus melawati “beauty contest” untuk presentasi, kompetisi, adu konsep, agar mendapat tender. Dengan begitu, kami juga terus mengembangkan diri untuk terus kreatif dan menciptakan kegiatan yang menyenangkan. Agar tetap bertahan, kami wajib untuk kreatif.
KOMENTAR