Yang berhubungan dengan keamanan misalnya produk frozen food, seperti chicken nugget. Menurut Nuri, setelah diproses, chicken nugget itu harus masuk freezer. Begitu pula saat didistribusikan dan dibeli konsumen juga harus langsung masuk freezer.
“Supermarket yang bagus pasti kasih es, sehingga sepanjang distribusi ke rumah selalu dalam keadaan beku, tidak boleh mencair. Tapi, seringnya, kan, beli chicken nugget tidak dalam keadaan beku, dibawa pulang ke rumah kepanasan, sampai rumah kembung. Nah, itu mikroba tumbuh,” ujarnya.
Baca: Lemari Es Sebabkan Bakteri Pada Makanan?
Walaupun tanggal kedaluwarsa produk belum lewat, tetapi karena ada permasalahan dalam proses distribusi atau temperature abused, maka kenaikan suhu yang cukup tinggi bisa menyebabkan mikroba yang ada di dalam produk tumbuh selama perjalanan. Akhirnya, produk tidak layak dikonsumsi.
Nuri menyarankan konsumen untuk membaca label dan penanganan produk yang dibeli. Ia mencontohkan produk sosis.
Di balik kemasan sosis selalu tertulis suhu ruang dan suhu untuk menyimpan produk secara tepat. Misalnya, untuk penyimpanan 30 hari, dibutuhkan suhu 4 derajat Celcius atau suhu minimum 12 derajat Ccelcius untuk tiga bulan.
“Apabila produk disimpan sesuai instruksi, maka kondisi produk akan selalu bagus. Sedangkan apabila produk disimpan tidak sesuai kondisi, maka umur simpan produk akan berkurang, terutama untuk frozen food yang biasanya cepat tumbuh mikroba,” lanjutnya.
Baca: 3 Tips Membekukan Makanan Agar Lebih Awet dan Tak Kehilangan Gizi
Sama halnya dengan produk akhir, umur simpan ingredient juga dipengaruhi oleh bagaimana kondisi penyimpanan.
Jika tepung disimpan dengan kondisi penyimpanan yang tidak benar atau pengemasan terbuka, hasilnya akan berbau tengik atau tercampur aroma bahan lain. Sehingga, walaupun belum memiliki masa kedaluwarsa, tepung itu tak layak dikonsumsi.
“Masa kedaluwarsa bisa dilihat juga dari bagaimana proses penyimpanan produk, apakah sesuai instruksi produsen atau tidak, karena masa kedaluwarsa adalah jaminan dari produsen,” tutupnya.
Penulis | : | Swita Amallia Alessia |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR