Sakit perut mungkin merupakan salah satu keluhan yang cukup sering terlontar dari mulut anak Anda. Sering kali keluhan tersebut dapat hilang dengan sendirinya tanpa memerlukan pengobatan yang spesifik.
Namun pada bebererapa kasus, sakit perut dapat menjadi gejala dari penyakit lain yang lebih serius. Bagaimana cara mengetahuinya?
Seperti yang terdapat di laman HelloSehat terkait informasi ini, Dr. Deborah Goldman, seorang ahli gastroenterologi dari Cleveland Clinic memberikan 5 hal seputar sakit perut pada anak, beserta penanganan awalnya serta kapan harus membawa anak Anda ke dokter:
1. Flu perut
“Flu perut” merupakan istilah yang sering digunakan untuk menjelaskan istilah kedokteran gastroenteritis. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh virus. Biasanya anak akan memperlihatkan gejala nyeri perut disertai diare dengan atau tanpa muntah.
Anak juga dapat mengalami demam yang tidak terlalu tinggi. Gejala dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup bervariasi, yaitu sekitar 3-10 hari. Pengobatan flu perut biasanya tidak memerlukan antibiotik karena paling sering diakibatkan oleh virus.
Hal yang paling penting adalah mencegah terjadinya dehidras dengan memberi anak banyak cairan.
Segera hubungi dokter apabila terdapat gejala seperti muntah atau BAB berdarah, gejala yang menetap (tidak berkurang) lebih dari lima hari, demam tinggi, atau terdapat tanda dehidrasi (bibir kering, frekuensi atau jumlah BAK yang berkurang, kulit pucat, atau anak terlihat lebih tidak aktif).
Baca: 4 Penyakit Langganan Bayi dan Anak
2. Panas di Ulu Hati
Nyeri perut yang sering disertai dengan panas di ulu hati dapat menjadi salah satu gejala dari Gastroesophageal reflux disease (GERD) alias refluks asam lambung. Gejala lain yang dapat menyertai penyakit ini pada anak antara lain adalah rasa asam di tenggorokan, rasa tidak nyaman atau nyeri saat menelan, mual dan muntah yang berulang, dan sering bersendawa.
Baca: Pertolongan Awal Anak Batuk Pilek dan Meriang Tanpa Harus ke Dokter
Dokter mungkin akan memberikan obat untuk menurunkan produksi asam lambung seperti antasida, dan bila perlu H2 histamine blocker seperti ranitidine atau proton pump inhibitors seperti omeprazole. Selain itu, ada baiknya pula jika Anda membantuk mengubah gaya hidup anak, seperti:
3. Sembelit
Sakit perut pada anak sering disebabkan oleh konstipasi atau sulit buang air besar. Menambah serat ke dalam makanan, ditambah dengan jus apel dapat membantu. Waspadalah jika terdapat BAB berdarah, hal tersebut dapat menjadi tanda dari penyakit yang lebih serius.
Sembelit yang berkepanjangan juga dapat menjadi gejala dari penyakit lain seperti penyakit celiac, hipotiroid, atau kondisi medis lain yang membutuhkan perhatian khusus.
Baca: Jangan Sembarangan Menarik Lengan Anak 1-4 Tahun Saat Bermain
4. Minum 8 Gelas Sehari
Cairan merupakan hal yang penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Tidak hanya sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan selama mengalami infeksi, minum banyak air juga dapat membantu mempertahankan fungsi usus yang normal.
Setidaknya, setengah dari cairan yang diminum anak harus merupakan air putih. Hindari minuman bersoda dan minuman yang mengandung pemanis.
Baca: Manfaat Luar Biasa Ubi Ungu Sebagai MPASI Bayi yang Kaya Gizi
5. Perhatikan Waktu dan Posisi Sakitnya
Pada sebagian besar kasus, sakit perut mungkin tidak membutuhkan kewaspadaan khusus. Akan tetapi, sebagai orang ua, Anda harus memperhatikan berapa lama anak Anda mengalami sakit perut dan gejala lain yang menyertainya.
Sebagai contoh, nyeri pada bagian perut kanan bawah mungkin merupakan gejala dari radang usu buntu (appendicits); gejala gastroenteritis berulang mungkin merupakan tanda dari inflammatory bowel disease (IBD); dan nyeri perut yang lama dan berulang dapat disebabkan oleh alergi makanan, penyakit celiac, infeksi parasit, maupun intoleransi laktosa.
Baca: Keajaiban Pelukan Ibu dan Pengaruhnya pada Emosi Bayi
Jadi, saat Anda mulai curiga nyeri perut yang dialami anak Anda mungkin merupakan gejala dari penyakit yang lebih serius, jangan ragu untuk datang dan berkonsultasi kepada dokter.
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR