Komika dan aktor Ernest Prakasa (34) berhasil mencatatkan namanya dalam daftar nominasi sebagai Penulis Skenario Adaptasi Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2016. Nominasi diperoleh dari film Ngenest: Kadang Hidup Perlu Ditertawakan yang dirilisnya setahun silam. Sebuah prestasi baginya membuat namanya pun disandingkan dengan para penulis skenario kawakan seperti Salman Aristo, Riri Riza, Upi, Hanung Bramantyo, dan Gina S. Noer.
Memang prestasi itu belum cukup kuat untuk menandingi Salman Aristo dan Riri Riza yang menulis skenario film Athirah yang kemudian terpilih sebagai film terbaik FFI 2016. Apa boleh buat, Ernest tetap bersyukur, bahwa kerja kerasnya dalam menulis skenario, sutradara, dan aktor telah mendapat apresiasi di ajang bergengsi seperti FFI 2016.
“Saya enggak punya latar belakang pendidikan sekolah film. Maka, saya baca dua buku tentang teknik penulisan skenario. Ketika didapuk menjadi sutradara film Ngenest oleh produser Chand Parwez Servia, saya pun sempat kebingungan. Bagaimana cara menyutradarai film? Lalu, saya belajar ilmu penyutrdaraan dari YouTube,” cerita Ernest Prakasa saat tampil sebagai pembicara dalam acara peluncuran gerakan sosial #PengetahuanItuKekuatan di Grand Indonesia, Jakarta.
Pengalaman sukses itu memberi inspirasi bagi ayah dua anak ini, bahwa pengetahuan bisa diperoleh dari buku, situs internet, dan dari mana saja.
“Tentu pengetahuan dari buku dan situs Youtube itu tidak akan sedalam jika kita sekolah film selama beberapa tahun. Namun, kata kuncinya dari proses belajar adalah pemberdayaan. Berdayakan diri Anda untuk menggali pengetahuan dari mana saja,” ujar yang mengaku telah menularkan semangat rajin membaca kepada anak-anaknya.
KOMENTAR