Warga terdampak gempa di Kabupaten Pidie Jaya masih trauma dan takut pulang ke rumah mereka. Warga memutuskan bertahan di sejumlah masjid dan membuat posko pengungsian.
Warga di Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, masih teringat akan bencana gempa dan tsunami di Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004.
Saat ini mereka memilih bertahan di masjid dan tidak kembali ke rumah untuk sementara waktu. Lagi pula, rumah mereka rusak atau bahkan rubuh akibat gempa.
Mereka khawatir akan guncangan gempa susulan yang bisa menimbulkan gelombang tinggi.
Baca juga: Kisah Korban Gempa Aceh Bertahan Hidup Dalam Dingin dan Hujan
Warga yang mengungsi berasal dari Desa Buangan dan Lueng Blimbang. Kedua desa ini berada di pesisir pantai.
"Kamu takut guncangan gempa bisa menimbulkan gelombang tinggi, makanya kami memilih bertahan di sini saja sampai situasi tenang," ujar Khairiah, warga Desa Buangan, Rabu (7/12/2016).
Situasi lokasi pengungsian warga terlihat gelap karena tidak ada aliran listrik. Belasan tiang listrik tumbang akibat guncangan gempa.
"Saat ini baru ada mesin generator kecil yang dari Dinas Sosial setempat sekaligus mendirikan dapur umum," ujar Novi, relawan di posko pengungsian.
Pemerintah setempat terus menyiapkan logistik untuk para pengungsi.
Daspriani Y Zamzami / Kompas.com
KOMENTAR