Status Facebook pemilik akun Afi Nihaya Faradisa mendadak viral di dunia maya.
Berbeda dari status remaja seusianya, status gadis yang akrab dipanggil Afi tersebut sangat inspiratif serta kritis. Salah satunya yaitu tentang keputusannya tidak menggunakan gadget selama beberapa hari.
Hingga berita ini ditulis, status yang diunggah pada 8 Desember 2016 pukul 17.47 WIB tersebut sudah dibagikan 27.678 kali dengan 4.600-an komentar.
Saat ditemui Selasa (13/12), siswi kelas III SMA Negeri 1 Gambiran, Banyuwangi, tersebut mengaku masih tidak percaya jika status-status di media sosial disebarkan oleh ribuan orang.
Afi sudah memiliki akun Facebook sejak kelas III SM. Namun, ia kembali aktif menulis di Facebook sejak Juli 2016 tentang kritik pada pendidikan di Indonesia.
"Sejak saat itu ribuan orang membagikan dan komentar di status saya. Sering enggak nyangka. Tapi yang viral luar biasa, ya status yang menceritakan pengalaman saya tidak menggunakan gadget. Banyak yang copy paste dan saya tidak mempermasalahkannya. Konsekuensi menulis di internet," kata gadis yang berjilbab tersebut.
Statusnya pernah disebarkan melalui Twitter musisi Addie MS. Lewat akun @addiems, komposer tersebut menulis, "Bangga sekali pd remaja Indonesia yg brilian ini. Bersikap kritis dan positif. Tulisan2nya amat menginsprasi. Bravo, Afi Nihaya Faradisa!"
Afi mengaku hanya memiliki akun Facebook dan tidak memiliki akun Twitter dan blog. Karena itu ia heran sebab banyak blog dan Twitter yang menggunakan foto, nama saya, dan status-status yang saya buat.
Saat ini akun Facebook Afi diikuti oleh 93.316 orang. Selain itu, perempuan kelahiran Banyuwangi 23 Juli 1998 tersebut juga pernah menulis status menyikapi tentang fenomena berita palsu alias hoax.
Pada status yang ditulisnya pada 29 November 2016 tersebut, Afi mengaku sebagai salah satu administrator grup pembongkar hoax terbesar di Indonesia.
"Saya ada admin yang paling muda usianya. Ada beberapa admin yang berlatar belakang pekerjaan yang berbeda-beda. Kami tidak pernah bertemu, tapi selalu berdiskusi di dunia maya lewat chating," kata dia.
Terkait keterlibatannya di grup tersebut, Afi mengaku ditawari oleh salah satu administrator dan langsung menerimanya. Ini menjadi pengalaman luar biasa bagi Afi.
"Saya bisa belajar karena di balik isu hoax ada kepentingan besar dan kita ini secara tidak sadar dimanfaatkan oleh kepentingan tersebut," jelasnya.
Sebagai administrator grup, Afi menggunakan akun Facebook yang berbeda, tidak menggunakan akun yang dipakainya sehari-hari.
Hal itu dilakukan untuk menghindari serangan-serangan dari orang yang tidak menyukai statusnya.
"Ada kawan saya yang ganti akun sampai 13 kali karena ada yang bobol," kata dia sambil tertawa.
KOMENTAR