Menjaga kebersihan dan kesehatan alat kelamin khususnya untuk pria salah satunya melalui tindakan sunat. Tak hanya ketika anak-anak, pria dewasa tanpa memandang golongan tertentu pun sebaiknya melakukan sunat demi menghindari sejumlah penyakit kelamin yang timbul.
Selaku pakar sunat, dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS menjelaskan sunat merupakan bedah minor di area kulit kelamin, sehingga memiliki tantangan tersendiri bila mengerjakan sunat.
Jika anak laki-laki disarankan disunat saat baru lahir, bagaimana dengan bayi perempuan? Perlukan ia disunat? Sebab khitan atau sunat pada perempuan sampai saat ini menjadi kontroversi karena dianggap pelanggaran terhadap hak seksual dan kesehatan yang dimiliki perempuan. Termasuk, di Indonesia.
Baca: 6 Fakta Sunat Perempuan yang Ternyata Sangat Berisiko
"Perempuan tidak masalah bila disunat. Tapi, manfaat medisnya pada perempuan tidak sebanyak medis pada laki-laki. Sehingga kalau disunat tidak terlalu banyak risikonya," kata dr. Mahdian pada TabloidNova.com di kawasan Tebet Jakarta Selatan.
Baca: Ini 11 Penyakit yang Timbul Jika Anak Laki-laki Tak Disunat
Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa ketika lahir sebenarnya anak perempuan tak mesti disunat. Hanya, di beberapa negara tindakan ini bertujuan agar organ perempuan yang disunat selaput penutup, tidak dibuang akan tetapi dibuka agar mudah dibersihkan.
Meski menjadi perdebatan keras di dunia, namun jika ada orangtua yang menginginkan anak perempuannya disunat, dr. Mahdian menyarankan untuk melakukannya di usia bayi.
"Karena bila sudah SD akan merasa malu, itu semua karena faktor psikologis seseorang. Bagusnya untuk perempuan setelah ia lahir, jadi dibuka biar gampang bersihinnya. Biasanya, pada anak perempuan baru lahir, kan, sekalian tindik kuping. Jadi, di waktu tersebut paling bagus," jelasnya.
Baca: Bukan Saat SD, Ini Usia Paling Pas Menyunat Anak Laki-laki dari Alasan Medis
Kemudian, dr. Mahdian juga menerangkan ada beberapa mitos yang salah soal sunat yang selama ini masih dipercaya. Dia ntaranya sunat akan menyebabkan badan jadi tinggi, sunat pada saat bayi kalau sudah besar menjadi kerdil hingga anak yang setelah disunat dilarang makan telur, ikan atau kecap.
"Padahal waktu sunat kita butuh protein dari ikan, karena kalau kurang tercukupi badan akan terasa lemas," tambah dr. Mahdian.
Baca: Tidak Sakit dan Anak Bisa Langsung Bermain Usai Disunat, Berapa Biaya Sunat Modern Klem?
Ia pun menyarankan, bila sudah melakukan sunat sebaiknya cukup beristirahat di rumah supaya tidak berkeringat atau terkena debu. Dan yang paling penting untuk menjaga higienitas dalam beberapa hari ke depan agar tidak terkena air secara berlebihan.
Yuni Arta Sinambela/Tabloid NOVA
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR