“Wah, enak benar rendang buatan Mama. Minggu depan bikin lagi, ya, Ma,” tutur Budi tersenyum lebar pada istrinya saat makan siang. Yang dipuji pun senang mendengar pujian tersebut. Meskipun Leni tahu benar masakan yang baru saja dimakan suaminya rasanya biasa-biasa saja alias standar.
Namun, karena pujian tersebut, Leni pun bertekad akan mencari resep rendang jitu yang lebih enak. “Kalau perlu saya tanyakan ke mertua, ah, biar Mas Budi puas,” kata Leni dalam hatinya. Leni sangat bahagia karena suaminya sangat mengapresiasi kerja kerasnya.
Apresiasi adalah penghargaan yang diberikan seseorang kepada diri kita.
“Jika dikaitkan dengan apresiasi terhadap pasangan, dapat diartikan sebagai penghargaan suami kepada hal-hal yang telah dilakukan istri pada suaminya dan begitu juga sebaliknya,” jelas Herlina S. Dhewantara, Psikolog yang praktik di Dinamika GaMa Cirebon.
Apresiasi pada pasangan sangat penting untuk dilakukan, tandas perempuan yang akrab dipangil Adhe ini.
“Hal tersebut akan menambah kelekatan emosi antar keduanya, membuat rumah tangga semakin harmonis dan akan membuat pasangan terus berkerasi melakukan hal-hal yang lain lagi untuk membuat pasangannya merasa bahagia. Sehingga memunculkan rasa bahagia pula bagi dirinya saat pasangannya memberikan respons positif.”
Baca: Besarnya ‘Kekuatan’ Pelukan Orangtua Bagi Sang Buah Hati
Terkesan sepele padahal untuk memberikan apresiasi tersebut, terkadang kita melupakan cara-cara sederhana berikut. Yuk, segera dipraktekkan pada pasangan:
Aktif Mendengarkan
Bentuk apresiasi yang diberikan pada pasangan tidak harus berupa materi. “Tapi juga dapat berbentuk perbuatan, kata-kata atau ekspresi wajah bahagia, perhatian sehingga pasangan merasa dihargai.”
Jangan sampai karena beranggapan hal tersebut sudah seharusnya dilakukan seorang istri, suami merasa tidak perlu lagi memberikan apresiasi. “Padahal, sebenarnya istri masih merasa membutuhkan diberikan apresiasi.”
Saat beradu argumen sebaiknya jangan saling menyalahkan. Pasangan akan merasa dihargai jika pendapatnya didengar terlebih dahulu, tidak langsung disalahkan. “Kalaupun memang salah, pasangan dapat memberikan alternatif dengan tetap mendengarkan pendapat pasangannya sehingga dapat menghasilkan satu kesepakatan.”
Atau, jika kemudian pasangan pernah melakukan kesalahan, pasangan akan merasa tidak dihargai jika kesalahannya selalu diulang-ulang untuk dibahas.
Bahasa Tubuh
Cara lainnya adalah dengan gesture suami yang mendengarkan dengan penuh perhatian saat istri bercerita tentang kesehariannya. “Cara ini pun dapat menumbuhkan perasaan dihargai dari sisi istri.”
Pujian
Apresiasi sangat bermanfaat karena jika dilakukan maka pasangan akan lebih sering melakukan hal yang kita hargai tersebut. “Misalnya, ketika istri membuatkan sarapan dan suami memberikan apresiasi atas hal tersebut hanya dengan mengatakan “Terima kasih Sayang, sarapannya lezat sekali”.”
Atau, “Wah dengan sarapan buatan Mama, Papa menjadi lebih semangat berangkat kerja”. Maka yang akan terjadi adalah istri akan gembira melakukan kegiatan di dapur setiap pagi.”
Baca: Mau Tahu Karakter Pasangan yang Menyukai Posisi 'Woman on Top' Saat Seks?
Agar Rumah Tangga Tak Hambar
Namun, sebaliknya jika membuatkan sarapan menurut suami adalah kewajiban istri dan tidak pernah sekalipun dihargai, “Istri bisa saja melakukannya dengan rutin tanpa ada emosi positif di pagi hari.”
Saat tidak mendapatkan apresiasi dari suami, adakalanya istri merasa tidak berarti.
“Terlebih jika yang dilakukan selalu mendapatkan respons negatif. Saat melakukan sesuatu istri akan merasa malas karena respons yang didapatkan tidak seperti yang diharapkan. Bisa jadi bahkan tidak akan dilakukan lagi. Dan situasi seperti ini jika terus terjadi akan membuat suasana rumah tangga menjadi hambar.”
Waktu dan Situasi yang Tepat
Apresiasi bisa dikomunikasikan pada pasangan dengan melihat situasi dan waktu yang tepat. “Suami istri adalah dua kepribadian yang berbeda dengan bentukan yang berbeda dari masing-masing orangtuanya.”
Adakalanya suami tidak memahami mengapa kata-katanya yang menurutnya biasa menjadi membuat istri “ngambek”.
Atau istri yang bingung kenapa harus memuji saat suaminya baru potong rambut atau mencuci mobil sendiri.”
Saat suasana sudah lebih tenang, pasangan dapat mengomunikasikan hal-hal yang diharapkan atas hal-hal yang dilakukan. Termasuk mengomunikasikan hal-hal yang dirasakan selama ini.
Baca: Bukti Cinta Sejati Itu Ada, Sang Suami Rela Merawat Istrinya yang Lumpuh Selama 56 Tahun
Bikin Bahagia dan Sehat
Jangan salah, apreasi yang diberikan bisa berhubungan dengan kesehatan, lo. “Saat pasangan saling mengapresiasi, akan menimbulkan rasa bahagia, merasa dicintai, yang semuanya adalah termasuk emosi-emosi positif.”
Saat emosi positif terus hadir setiap hari, akan membuat pasangan merasa didukung dan pasangan akan merasa nyaman satu sama lain. “Sehingga akan terjalinlah hubungan yang sehat yang kemudian akan membentuk kesehatan secara fisik,” jelas Adhe yang juga praktik di RSIA Cahaya Bunda, Cirebon ini.
Tak Dihargai Picu Timbulnya Penyakit
Sebaliknya, semakin kita terus merasakan emosi negatif, maka reaksi-reaksi sakit fisik mulai dirasakan walaupun secara medis hasilnya normal. “Ada banyak kasus klien konseling hanya karena merasa tidak dihargai suami atau istri.”
Pasangan yang tidak bisa memberikan apresiasi tentu saja tidak lepas dari kepribadian yang telah terbentuk karena latar belakang pola asuh dan lingkungan yang didapat sebelum menikah.
“Bisa jadi karena tidak diajarkan untuk menghargai orang lain. Atau melihat contoh-contoh orang di sekelilingnya yang tidak terlalu perhatian terhadap perilaku menghargai orang lain sehingga tercopy menjadi sifatnya.”
Namun, pada dasarnya semua manusia bisa berubah jika menyadari sifatnya membuat tidak nyaman pasangan.
“Lewat komunikasi yang baik, bisa saja dengan melibatkan pihak ketiga yang lebih netral, maka akan dapat dibantu membentuk hubungan yang lebih sehat sehingga hubungan dalam rumah tangga menjadi lebih sehat.”
Semakin Mengenali Pasangan
Berpulang pada kepribadian masing-masing pasangan. Ketika kita sudah mengenali karakter kepribadian pasangan, kita akan tahu bagaimana mengapresiasi pasangan kita.
Misalnya, saat melihat pasangan melakukan sesuatu yang berbeda, yang sebenarnya Anda tidak suka, jangan langsung mencemooh. “Misalnya, saat istri memilih busana yang menurut suami “norak”, atau istri mencoba resep masakan baru tapi ternyata rasanya tidak enak, suami harus lebih kreatif menata kata-kata yang lebih enak didengar.”
Sehingga istri akan lebih berusaha menjadi lebih baik lagi. “Dan jangan lupa saat sudah ada perbaikan hargailah dengan respons positif.”
Noverita K. Waldan/Tabloid NOVA
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR