Menurut Niesa Handayani, S.Psi., PGD., motorik berasal dari kata “motor” yang merupakan suatu dasar biologis atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak.
Dengan kata lain, perkembangan motorik adalah suatu perubahan kemampuan gerak dari bayi hingga dewasa yang memperlihatkan interaksi positif dari otak, saraf, dan otot.
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga, dan sebagainya.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencorat-coret, menyusun balok, menggunting, menulis, dan sebagainya. Nah, kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Baca: 10 Tanda Balita Mengalami Keterlambatan Perkembangan Motorik
Stimulasi Motorik Kasar
Usia Batita (1-3 tahun)
Pada usia batita (1-3 tahun) anak mulai berjalan naik turun tangga dengan bantuan, sudah bisa berdiri dengan satu kaki, melompat, berputar, menangkap bola, dan mengayuh sepeda roda empat ataupun tiga, meskipun seluruh gerakannya masih belum stabil.
Usia prasekolah (4-5 tahun)
Perkembangan motorik kasar anak usia 4-5 tahun sudah dapat naik turun tangga tanpa berpegangan, berjalan dengan ritme kaki yang sempurna, memutar tubuh, melempar dan menangkap bola, menyetir sepeda roda tiga dengan kecepatan cukup dan luwes.
Orangtua harus bersabar dan terus memberikan apresiasi terhadap ketangkasan ini, terlebih ketika anak mulai bosan dan memerlukan perhatian dari lingkungannya. Keterampilan inilah yang disebut sebagai self-help skill (keterampilan menolong diri sendiri), dan akan mencapai puncak kesempurnaanya pada usia 6 tahun.
Baca: Pakar: Playful Parenting Membuat Anak dan Orangtua Menjadi Dekat, Bagaimana Caranya?
Usia SD awal (6-9 tahun)
Anak akan bertambah jauh melempar bola dan cekatan menangkapnya, mengendarai sepeda dengan bergaya atau bervariasi. Anak juga sudah mampu mengontrol dan mengoordinasi gerakan anggota tubuhnya seperti tangan dan kaki dengan baik. Otot-otot tangan dan kakinya sudah mulai kuat, sehingga berbagai aktivitas fisik seperti menendang, melompat, melempar, menangkap dan berlari dapat dilakukan secara lebih akurat dan cepat. Anak juga makin mampu menjaga keseimbangan badannya.
Usia Premaja (10-12 tahun)
Pada anak usia ini, ia telah memiliki kemampuan motorik dasar, baik motorik kasar maupun motorik halus sebagai modal utama dalam mengikuti berbagai aktivitas di sekolah. Pada usia ini kekuatan otot anak akan berlipat ganda seiring dengan semakin banyaknya jumlah sel otot baru yang terbentuk.
Pada anak laki-laki, sel-sel otot baru yang dibentuk jumlahnya lebih banyak daripada anak perempuan, sehingga tidak heran kalau anak laki-laki biasanya lebih kuat dibandingkan dengan anak perempuan. Perkembangan motorik kasarnya dua kali lebih cepat dibandingkan ketika anak masih berusia 6 tahun.
Baca: Anak Zaman Sekarang Akrab dengan Teknologi, Ini Sekolah Incaran Orangtua di Era Digital
Ragam Permainan
Berlari
Orangtua bisa memberikan kreativitas seperti membuat jalur dengan garis start dan finish ataupun rintangan-rintangan kecil, sehingga memberikan semangat kepada anak seperti dalam perlombaan lari.
Bermain bola
Apapun jenis permainannya seperti bola sepak, tangkap lempar bola, dan lainnya, bermain dengan bola sangat memberikan pengaruh yang baik bagi sensor motorik kasar anak.
Baca: Gaya Hidup Kurang Gerak Pengaruhi Kemampuan Motorik Anak
Berenang
Kegiatan ini paling banyak disukai oleh anak-anak. Sensasi yang diberikan membuat anak gembira ketika berada di kolam renang.
Bawalah bola atau jika ada perahu karet dengan dayung atau pelampung yang dapat dipakai anak, lemparkan bola dan biarkan anak yang mengejar bola dengan berenang atau mendayung di atas pelampung yang telah disediakan.
Bermain sepeda bersama
Ajak anak mengendarai sepeda bersama untuk sekadar mengelilingi kompleks rumah atau pergi ke taman bermain dekat rumah. Tugas orangtua hanya membuat rute atau manuver-manuver yang berbelok-belok agar diikuti oleh anak dari belakang.
Memukul atau melempar benda
Misalnya, permainan kasti, berikan tugas kepada anak untuk memukul bola plastik ataupun gumpalan kertas dengan menggunakan botol mineral bekas. Ataupun permainan seperti melempar sasaran seperti bowling.
Baca: Sudahkah Anak Anda Bahagia? Kenali 10 Tandanya
Memecahkan gelembung
Katakan pada anak untuk memecahkan sebanyak-banyaknya gelembung sabun yang akan orangtua tiup.
Penuhi Rasa Sayang
Hal-hal lain yang dapat dilakukan dalam rangka mengoptimalkan perkembangan motorik, adalah faktor kesehatan dan gizi. Selain itu, kestabilan emosi juga dapat mempengaruhi perkembangan selama anak-anak.
Satu lagi yang terpenting adalah pemenuhan kasih sayang dari orangtua dan lingkungan sekitar dengan memberikan perhatian serta waktu bermain bersama untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan motorik anak.
Hilman Hilmansyah/Tabloid NOVA
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR