Tim dokter Rumah Sakit dr Moewardi yang menangani pasien manusia kayu asal Sragen, Sulami (35), belum akan melakukan operasi kepada pasien tersebut.
Ketua tim dokter untuk penanganan Sulami, dr Arief Nurudin, mengatakan bahwa timnya akan menekankan pada rehabilitasi medis.
"Bukan berarti tidak akan melakukan operasi, tetapi kami akan menekankan pada rehabilitasi medis untuk mengurangi ketergantungan pasien kepada orang lain karena Sulami hanya tinggal dengan neneknya yang sudah tua," ujarnya, Rabu (1/2/2017).
Saat ini tim dokter fokus memperbaiki kondisi umum Sulami. Menurut Arief, sendi rahang Sulami bermasalah sehingga tidak bisa sempurna saat makan. Tim dokter juga fokus memperbaiki asupan gizi pasien
Baca juga: Masih Dirawat, Begini Kondisi Sulami Si "Manusia Kayu"
Sulami menderita penyakit langka sejak usia 12 tahun sehingga ia tidak bisa bergerak layaknya orang normal. Tubuhnya kaku dan hanya bisa tegap.
Selama ini warga asal Dukuh Selorejo Wetan, Mojokerjo, Kedawung, Sragen, Jawa Tengah, tersebut tinggal bersama neneknya, Ginem.
Sulami hanya bisa rebahan di tempat tidur. Ketika hendak makan atau mandi, Sulami perlu bantuan orang lain untuk bangun dari tempat tidur, kemudian berjalan perlahan-lahan.
Arief mengatakan bahwa penyakit Sulami merupakan bawaan genetik. Selain itu, kondisi Sulami diperparah oleh kondisi sendi dan sejumlah ototnya yang berubah kaku dan seperti membentuk tulang baru.
"Nama penyakitnya ankylosing spondylitis systemic sclerosis yang terjadi lantaran faktor genetik dan juga karena kekurangan nutrisi," kata Arief
Baca juga: 'Manusia Kayu' Asal Sragen itu Bernama Sulami
Suharno / Tribunnews
KOMENTAR