Untuk menjaga tubuh agar selalu bugar dan sehat, setiap orang dianjurkan berolahraga secara teratur. Porsinya adalah 5 kali seminggu dengan intensitas sedang. Dan agar hasilnya efektif sebaiknya dilakukan dengan durasi minimal 30 menit hingga 60 menit di luar pemanasan dan pendingin.
Latihan inti ini jika dilakukan secara rutin mampu menyehatkan tubuh. Tanda keberhasilan olahraga ini bisa dilihat dari tekanan darah, berat badan, kolesterol dan kadar gula yang terkontrol atau mendekati angka normal.
Baca: Selain Berat Badan Turun, Ini 5 Tanda Olahraga yang Efektif
Hanya saja, ada beberapa kondisi dimana perempuan dianjurkan tidak berolahraga. Seperti yang dikemukakan dr. Rachmad Wishnu Hidayat, SpKO dari Rumah Sakit Jakarta, terdapat 4 kondisi dimana perempuan tak bisa berolahraga sembarangan.
Apa saja?
1. Saat hamil
Pada kehamilan di trimester pertama, calon ibu dalam 3 bulan di awal kehamilan hanya dianjurkan melakukan olahraga ringan, tidak melelahkan, dan mengeluarkan keringat berlebihan. Tujuannya agar tidak memengaruhi janin.
“Lebih baik lakukan jalan pagi dengan santai selaam 20-30 menit, lalu latihan peregangan supaya ketika hamil muda keluhan mual dan pegal bisa teratasi. Kalau kondisi fisiknya enak maka keluhan kehamilan bisa berkurang,” saran dokter yang akrab disapa Wishnu ini.
Baca: Sudah Lakukan Beragam Jenis Olahraga Tapi Tak Kunjung Kurus, Kenapa?
2. Menopause
Yang kedua berkaitan dengan kondisi terkait usia, yakni dimana ketika diatas usia 50 tahun perempuan telah memasuki masa menopause. Nah, pada saat tersebut, biasanya massa tulang mulai berkurang sehingga risiko patah tulang amat mungkin terjadi.
Meski aktif berolahraga sejak usia muda, perempuan yang telah menopause disarankan tidak melakukan olahraga yang high impact seperti lari dan lompat, berintensitas tinggi, dan membuat napas terasa berat.
3. Sakit
Berolahraga di saat sakit meski itu hanya sekadar pilek mampu membuat kesehatan bertambah buruk. Mengapa?
Olahraga memberi tekanan pada sistem kekebalan tubuh. Daya konsentrasi pun tidak sebaik saat kondisi normal. Itu sebabnya orang sakit diharuskan beristirahat lebih banyak.
Sebab jika tidak akan timbul dehidrasi, pusing, mual, over training, dan gangguan hormon. Begitupun saat baru sembuh, tunda dulu keinginan untuk lekas berolahraga daripada gejala penyakit kambuh kembali.
Baca: Bukan Cuma Langsing, Ini 7 Manfaat Olahraga untuk Psikologis Wanita
4. Kegemukan
Ada sejumlah kondisi mengapa orang gemuk dilarang olahraga yang cukup ‘keras’. Mereka yang kelebihan berat badan memiliki pilihan olahraga yang lebih terbatas. Untuk menghindari cedera, sebaiknya pilih olahraga yang low impact, “Tidak membebani lutut dan tulang belakang, pinggang yakni hanya renang dan sepeda untuk membakar kalori.”
Jadi, meski sangat menyehatkan badan, sebaiknya olahraga tidak dipaksakan pada 4 kondisi tadi agar tak terjadi risiko yang malah mengganggu aktivitas lain sehari-hari.
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Ade Ryani HMK |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR