“Satu saja cukup repot. Apalagi kalau anak kembar, ya,” kata seorang ibu membayangkan bagaimana bila mengasuh dan mendidik anak kembar.
Ya, dikaruniai anak kembar memang merupakan tantangan tersendiri buat orang tua, baik secara mental, fisik, dan finansial. Termasuk dalam mengembangkan potensi mereka sebagai individu yang terpisah.
Regina Naisa Pohan, M.Psi.,Psikolog., mengatakan orang tua dengan anak kembar sering memperlakukan dan mengasuh mereka dengan cara yang hampir sama.
Misal, dalam kesehariannya, si kembar yang terlihat mirip dari segi fisik membuat orang tua cenderung memberikan pakaian dengan model dan warna yang sama. Begitu pun dalam memilihkan makanan serta mainan, relatif sama.
BACA: 9 Tanda Anda Mengandung Anak Kembar
Selain itu, dalam mengenyam pendidikan, si kembar menuntut ilmu di sekolah yang sama. Bahkan, mereka duduk di kelas yang sama dan bersebelahan.
Padahal, setiap orang diciptakan berbeda dengan kekhasannya masing-masing. Maka, alangkah lebih bijak bila orang tua memperlakukan si kembar sesuai dengan kepribadian masing-masing.
Selain itu, ada kecenderungan anak kembar untuk bersaing dalam mendapatkan perhatian dari orang dewasa. Kemudian seiring waktu salah satu di antara mereka akan berperan sebagai pemimpin bagi saudara kembarnya.
BACA: Yang Harus Diperhatikan Kala Memiliki Anak Kembar
Jadi, pengasuhan seperti apa yang harus diterapkan dalam mengasuh si kembar agar masing-masing berkembang secara optimal?
“Bila merujuk dari adanya perbedaan sebagai individu secara utuh, orang tua lebih baik menghindari keinginan untuk menyamakan sesuatu hal-hal yang sebenarnya perlu dibedakan."
Misalnya, pemilihan mainan, baju, dan makanan. Ajarkan kepada mereka untuk memahami bahwa dirinya dan saudara kembarnya adalah dua individu yang berbeda, disamping memiliki banyak kesamaan.
Baca: 8 Mitos Soal Anak Kembar
Memang pada saat si kembar masih bayi, besar kemungkinan orang tua memperlakukan mereka secara sama.
Hal ini juga untuk memberikan waktu kepada orang tua untuk mengamati apa yang menjadi kesukaan atau ketidaksukaan masing-masing anak kembar tersebut.
Selanjutnya, sejalan pertambahan usia mereka, usahakan untuk menemukan perbedaan si kembar baik dari bakat dan minatnya, kecerdasan dominannya, serta karakter masing-masing.
Hindari juga keinginan orang tua untuk membandingkan keduanya.
Hilman Hilmansyah
Kontributor/NOVA.id
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR