Autis pada anak membuatnya 'berbeda' dari anak normal lainnya. Namun, anggapan ketidakmampuan mereka dalam berinteraksi tidak berarti membuat penderita autis tak dapat bersosialisasi dengan baik. Bahkan, mereka pun masih bisa berprestasi. Tentunya hal ini bisa terjadi jika dilatih bertahap melalui sejumlah metode.
Menurut Saskhya Aulia Primas, psikolog dari Tiga Generasi, penanganan untuk penderita autis sebenarnya macam-macam tergantung pada faktor ‘ketidakmampuan’ yang dialami. Namun, diakui memang ada beberapa metode yang disukai dan dijadikan sebagai terapi yang diandalkan, salah satunya yakni art therapy.
“Memang, untuk penanganan sendiri itu metodenya ada cukup banyak. Salah satunya ada metode lovaas dan art therapy," ujarnya.
Baca: 10 Fakta soal Autisme
Menurutnya, art therapy memang metode yang paling sering diterapkan untuk menangani penderita autis, bahkan bisa disebut sebagai metode favorit yang sering diaplikasikan. Sebab, art therapy mampu menimbulkan kondisi yang menyenangkan, bebas dan para penderita autis ini bisa mengekspresikan apa yang ada di dalam pikiran mereka.
“Umumnya, semua metode untuk penanganan autis bagus, ya. Hanya saja, art therapy memang menjadi favorit. Karena art therapy ini bisa menjadi sarana yang tepat untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka melalui gambar misalnya. Jadi, mereka juga bisa fun, tegangnya hilang dan efek untuk perkembangan mereka akan sangat bagus,” ujarnya.
Selain itu, Saskhya juga berujar bahwa dengan menggambar bisa meningkatkan kemampuan interaksi para penderita autis, karena mereka bisa bertemu dengan komunitas autis yang memiliki minat yang sama.
Baca: Orangtua Berbagi Suka Duka Mengasuh Anak Autisme
Berikut manfaat art therapy seperti yang dijabarkan oleh Saskhya:
1. Sarana mengeksplorasi pikiran dan perasaan karena kesulitan kemampuan berkomunikasi
2. Mengurangi stres
3. Memberikan latihan ketrampilan pada lingkungan social
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR